Selasa, 02 Oktober 2012

Rindu Tanah Kelahiran


Pernahkah berpikir bahwa kita memiliki ikatan yang erat dengan tanah kelahiran kita (selain ikatan dengan keluarga kita tentunya). Dan pernahkah berpikir bahwa kelahiran kita di suatu tempat adalah sebuah 'misi' dari Tuhan dengan kehadiran kita.

Pikiran seperti ini terlintas saat aku merasakan kerinduan pada tanah kelahiranku. Dan sekitar 23 tahun lamanya aku tinggal di sana, dipotong dengan beberapa tahun aku kuliah dan kerja. Waktu selama itu telah memahat kenangan begitu banyak dan sulit dilupakan. Entah bagi kawan-kawan yang cuma 'numpang' lahir di suatu tempat, apakah rasa rindu itu bisa hadir pula?

Dan, saat jauh dari Ngawiku, tanah kelahiranku yang berada di ujung barat Jawa Timur, aku benar-benar menyesaaallll. Huhuhu...rasanya ingin segera terbang ke sana. Bagaimana tidak, foto-foto saat masa kecilku yang mengalami 2x pindahan di rumah dinas bapak di tengah sawah banyak yang ludes terhanyutkan oleh banjir Ngawi. Bahkan kenapa dulu aku tak banyak mengabadikan momen-momen indah saat TK, SD, SMP dan SMA yang masing-masing memiliki kenangan tersendiri sesuai masanya.

*BERDAMAI dengan RASA
 

Yahh, pada akhirnya aku bisa meredakan rasa rindu dan menyesal ini...kalau banjir memang itu di luar kuasa. Saat banjir melanda Ngawi tahun 2007 aku sedang di Surabaya, yang tinggal di rumah hanya ibu dan bapak. Ketika air kiriman itu menggenangi semeter rumah kami, barang-barang kecil atau buku dan majalah koleksiku sejak SD tak terselamatkan.

Sedang kenapa tak banyak foto yang bisa kumiliki karena saat itu gadget canggih belum mampu kumiliki. Meski bapak punya camera, tentu bukan hal bijak jika ke sekolah aku menenteng kamera. Apalagi aku kenal handphone juga baru saat kuliah semester 1, itupun ga pakai fitur camera. Jadi ya jaduuul banget deh.
Gapapa deh, kenangan yang terlihat itu mungkin perlahan memudar, namun kenangan yang tersimpan di hati akan selalu tumbuh dan kian mekar seiring pertambahan usia. Hingga tiba masanya nanti aku akan bercerita pada anak cucu bahwa bunda atau neneknya ini adalah seorang gadis (yang dulu) kecil berasal dari kota kecil di bawah Gunung Lawu.


# saat rindu yang amat sangat pada Ngawiku, tanah kelahiranku. Setting tentang Ngawi telah kuabadikan pada novelku, semoga bisa segera terbit. Aamiin :)
 

Powered by Telkomsel BlackBerry®




1 komentar:

Gisella Preswita mengatakan...

Kang Sayur
pun merindukanmu kak :D wkwk