Selasa, 30 September 2014

Rizki Tidak Pernah Tertukar (Jeda Usai Mengirim Naskah)

Lepivi dan her soulmate "Viotab"


Rizki Tidak Pernah Tertukar

* Sebuah jeda hati usai mengirim naskah

^ Viana Wahyu ^


Selalu ada benih harapan yang tersemai usai mengirim naskah lomba menulis, harapan telah berhasil memenangkan diri yang berhasil melampaui deadline. Apalagi ketika syarat dan ketentuan lomba itu cukup mengurangi helai di kantong (ngeprint, mengcopy rangkap sesuai yang diinginkan panitia, mengirim naskah, materai rangkap, bea pergi ke kantor pos/ ekspedisi, bea makan, bea lembur garap hingga deadline, bahkan bea menyisihkan kepingan waktu untuk menulis) >>> NEXT mungkin Viana akan memilih lomba yang gratis tanpa harus ngeprint dan pergi ke jasa antar paket deh, yang bisa cukup dengan mengirim email heuheu...

Saat naskah itu telah mengepak menuju muaranya, saatnya mengeratkan taburan do'a.. Tentang rizki, menang atau kalah, itu urusan Allah... Setidaknya sampai tahap ini Viana harus berdo'a agar naskahnya tidak nyasaaar "_"

Memindahkan semua file naskah lomba dari bagian desktop lepivi ke bagian D, membungkus dan menyelipkan hasil print out di tumpukan file yang diprint di lemari naskah, menutup semua file yang berhubungan dengan naskah yang dikirim. Pokoknya case closed !




Sama dengan saat Viana ujian semasa kuliah dan sekolah dulu, saat keluar kelas dan saat kertas ulangan telah berpindah tangan ke para pemeriksa jawaban, Viana memilih untuk segera pulang atau pergi ke perpustakaan atau pergi ke kantin atau pulang ke rumah dibanding bertemu teman-teman yang membahas ulang soal ujian. Asli bikin parno ! Speechless kalau ternyata jawabannya banyak yang salah, hiks !

Jadi saat ditanya sama suami "Sudah jadi ngirim naskah lombanya?"

Viana jawab saja sudah... Dan tak berharap ditanya macam-macam soal detail pengiriman atau naskahnya. Namun ternyata dugaan Viana meleseeeet... ! Sang kangmas dengan manisnya menanyakan detailnya dan dengan sukses menemukan kekurangan teknis Viana.

Asli kuntum harapan itu dengan tanpa bersalah telah berguguran tanpa pamit dari hati. Meninggalkan bayangan harapan yang telah pupus digenggam. 

"Sudahlah dek, yakin... Rizki tak akan tertukar... Kita banyakin doa yuuk..."

Dan seperti siraman air yang digemericikkan dari langit, kata-kata kangmas membuat ranting harapan yang mengering kembali menghijau dan berkambium, meski awalnya ia yang merubuhkan pokoknya hingga tumbang hehe. Akarnya kini siap kembali menghantarkan air yang membenam ke tanah. 

Terima kasih, kangmas... Terima kasih, ya Allah atas nikmat-Mu... Jika selalu ada akar kesyukuran dalam setiap ranting harapan yang kita semai, meski tak nampak, akar itu akan mampu menumbuhkan kembali pohon harapan #Viana.

"Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi, dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan." QS Ali Imran :109

"Atau siapakah dia yang memberi kamu rizki jika Allah menahan rizki-Nya ?" QS Mulk : 21

Tak perlu takut menghadapi kenyataan walaupun pahit dan getir serta hangus dari harapan. Allah tak akan pernah salah memberikan jalan untuk hamba-Nya... Seperti akar yang tak akan pernah salah mengantarkan air ke cabang-cabang pohon mililknya sendiri, bukan ke pohon tetangga ^_^

Semoga sampai tujuan dengan selamat ya, naskah sayang... Semoga tak salah menjerat hati juri juga xixixi... Segera menulis naskah yang laiiinnn  \^_^/

Tidak ada komentar: