Selasa, 19 Mei 2009

Cinta Luar Biasa (sepasang kekasih tuna wicara dan tuna rugu)

Luar biasa !!



Hatiku takjub saat mengetahui bahwa ibu yang sedang dalam proses persalinan ini ternyata adalah seorang yang tuna rungu (pantesan ku ajak ngomong sampai teriak2 juga ibunya cuma jawab dengan senyum). Berulang kali ku ucap takbir dalam hati saat ibu tersebut tak meringis kesakitan (bahkan berteriak-teriak seperti ibu di bed sebelahnya) walau pembukaannya sudah memasuki masa aktif proses persalinan.



Namun ternyata Allah berkehendak lain, proses persalinan ibu itu tak bisa berlangusng normal, sebab setelah evaluasi enam jam (sejak ketubannya pecah hampir 12 jam sebelum dia datang ke rumah sakit) pembukaannya tak nambah plus dugaan CPD (Cephalo Pelvic Disproportion atau panggul sempit)



“tolong panggilkan keluarganya bahwa ia mesti SC (Sectio Caesarea alias operasi Cesar)” kata dokter obgyn (kandungan) yang berkata padaku saat visite semua pasiennya di ruang bersalin.



Dan hatiku juga terkesiap saat ternyata suaminya adalah seorang yang bisu, kakak perempuannyalah yang membantu menterjemahkan maksud dan tujuan dari dokter yang menyarankan operasi sesaat sebelum akhirnya ia menandatangani persetujuan medik atau informed consent.



Subhanallah…Cinta itu benar2 tak memilih siapa dan bagaimana backgroundnya, tak melihat warna kulit ataupun kedudukan, cinta bisa “menyerang” siapa saja tanpa kecuali. Sama dengan pemberian Allah pada manusia entah dia itu menyembahNya atau tidak, namun insyaALLAH rahmatNya pada muslim lebih mendatangkan barokah daripada pemberian pada non muslim.



Aku sempat membayangkan bagaimana saat dua orang pasien tadi melangsungkan pernikahan atau mengungkapkan perasaannya pada satu sama lain. Akad nikah yang menggetarkan bumi dan langit pun juga bisa terucap atau tersampaikan dengan bahasa yang bisa difahami bagi mereka yang memiliki keterbatasan. Bisa jadi mereka melangsungkan akad nikah dengan bantuan tulisan atau bahasa isyarat bagi mereka yang tidak seperti manusia pada normalnya.



Wahai Dzat Pemilik Cinta…biarkan kami mengeja cintaMu dengan keterbatasan kami memaknainya…bantulah kami meraih kesempurnaan titahMu dengan segenap ridhoMu…



Semua yang mengharap cintaMU semata tak seharusnya dipersulit, tapi seharusnya dipermudah jika pilihannya adalah mudah dan sulit…Wallahu a'lam



from kampoeng halaman

Kamis, 14 Mei 2009

Pemeriksaan Medical Pra Nikah


Pernikahan merupakan suatu peristiwa kehidupan yang membahagiakan. Begitu indah dan istimewanya pernikahan bagi calon mempelai, sehingga peristiwa tersebut akan dipersiapkan secara sungguh-sungguh. Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada calon mempelai untuk memasukkan kegiatan pemeriksaan kesehatan sebelum pernikahan (Medical Check Up Pra Nikah) ke dalam rangkaian persiapan pernikahan. Di kalangan masyarakat Indonesia, pemeriksaan kesehatan sebelum pernikahan belum biasa dilakukan. Menelusuri riwayat kesehatan keluarga, terutama keluarga calon pasangan masih dianggap hal yang tabu. Selain itu, adanya rasa takut dari calon mempelai akan adanya pembatalan pernikahan seandainya dari pemeriksaan ditemukan penyakit atau kelainan tertentu.

Untuk menyingkirkan rasa takut dan anggapan tabu, kita perlu mengetahui tujuan dan manfaat dari pemeriksaan kesehatan sebelum pernikahan. Tujuan dari Medical Check Up Pra Nikah adalah untuk melakukan pencegahan terhadap kemungkinan penyakit bawaan dari keluarga masing-masing, yang harus disikapi secara bijaksana. Dengan mengetahui sedini mungkin kondisi kesehatan masing-masing calon mempelai, maka akan lebih mudah melakukan upaya pencegahan yang mungkin bisa menyebabkan kelainan bagi keturunannya atau keguguran.

Ada beberapa manfaat yang didapat dari Medical Check Up Pra Nikah, yaitu :

1.Dapat mengetahui status kondisi kesehatan calon mempelai secara umum.

2.Apabila terdapat permasalahan kesehatan dapat segera ditangani.

3.Membantu mempersiapkan mental bagi calon mempelai.

Medical Check Up Pra Nikah, meliputi :

1. Analisa Hematologi (pemeriksaan hemoglobin, leukosit, eritrosit, trombosit, hitung jenis sel, dll)

2. Gambaran Darah Tepi, untuk mengetahui kelainan penyakit darah, seperti Thalasemia trait.

3. Laju Endap Darah (LED), untuk mengetahui proses inflamasi (peradangan).

4. Golongan darah dan Rhesus faktor, untuk mengetahui kemungkinan golongan darah calon bayi.

5. Urine rutin, untuk memantau fungsi ginjal dan saluran kemih.

6. Glukosa Puasa, untuk mengetahui penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus)

7. HbsAg, untuk mengetahui adanya penyakit hati (Hepatitis B).

8. VDRL, untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit sifilis.

9. TORCH (untuk calon mempelai wanita), untuk mendeteksi adanya infeksi oleh parasit Toxoplasma, virus Rubella, virus Cytomegalo, dan virus Herpes, yang bila menyerang wanita hamil dapat menyebabkan keguguran, kelainan pada janin (cacat janin) dan kelahiran prematur.

(sumber : tulisan "bos" Rumah Sehat Indonesia)

Minggu, 03 Mei 2009

Pilih KAYA atau CINTA..??

"Pulang saja kamu...!!!"
itu kata pertama yang aku terima saat aku mengukur tekanan darah seorang bapak-bapak peserta Munas Forum Zakat begitu aku menjawab pertanyaan beliau tentang pekerjaanku.

"Lho, pak..saya masih ingin di Surabaya..Pingin cari pengalaman..Pingin kuliah lagi..dan..."

"Salah, kamu...Pulang saja ke daerahmu sana dan dirikan praktik sendiri..." potongnya.

Wah, ni bapak ngeyel...ternyata beliau punya misi selain minta aku mengukur tekanan darahnya, begitu fikirku.

"Masih banyak yang ingin saya lakukan di sini, pak..bahkan orang tua saya pun bilang saya mesti survive dulu di perantauan, malah ndak boleh pulang..."

"salah itu orang tuamu..!" Walah, kali ini ortu-ku juga ikut imbasnya..ck..ck..

"Pulang saja kamu dan mandiri di daerah....Bidan itu harus kaya, agar bisa terus ngasih manfaat ke orang lain.." sambungnya.

Aku pun membenarkan pendapatnya dengan berargumen bla...bla..bla...Tapi ujung2nya dari diskusi kami ia malah bilang "bidan itu minimal dalam waktu 4 tahun dari ia buka praktik sudah punya rumah sendiri.."

Ah, aku mulai tak sepakat ! Sebab orientasi ku sebagai bidan bukan ke materi sebagai tujuan awal ! Apalagi ia mulai mencoba mengintervensi hingga ke masalah idealisme dalam rumah tangga. "jika nanti kamu PNS di daerah ya biar suami yang ikut kamu dan meninggalkan kerjaannya, bukan kamu yang harus ikut dia..Sudah, pulang saja kamu ke daerah!!"

Aku pun lantas menjawab, "terima kasih atas saran bapak...namun pilihan saya adalah masih di kota pahlawan ini..."

"pilihan yang salah itu...!! " Lagi-lagi ia memotong pembicaraanku.

"Bisa jadi pilihan seseorang itu salah atau bahkan dianggap gila bagi orang lain, namun itulah pilihan hidup orang lain yang tak bisa kita intervensi terlalu jauh..." jawabku dengan berharap beliau segera pergi dari stan medis (hehehe...jahat ya..? Maksudnya biar bisa ganti melayani yang lain)

Akhirnya setelah basa-basi penutup ia pun pergi. Pfuh...Aku pun bernafas lega...Motivasi sih motivasi, tapi kupikir itu tadi pemaksaan. Mana maulah aku dipaksa hehehe..

Eh, ternyata beliau cuma mengambil minum dan makanan kecil untuk kemudian menghampiri dan pingin duduk di dekat stan medis lagi. Hyaa...Aku sudah siap2 memberi jawaban2 "maut" lagi jika ia tetap "maksa".
Untunglah niatnya batal karena ada dua orang teteh dari bandung yang pingin duduk di sebelahku.

Yah...mungkin ia bersikap seperti itu karena sampai saat ini ia belum dikaruniai anak, jadi begitu bertemu denganku ia pingin menerapkan idealismenya padaku. Bisa jadi memang ada yang benar dari kata-katanya bahwa kita harus kaya ! Seperti saat ia bercerita bahwa seorang Muhammad saja nikah umur 25 tahun dengan mas kawin 100 ekor unta merah ! Tahu ga itu setara dengan 100 miliar !! Begitu katanya. Tapi kan orientasi utama bukanlah materi..Tapi cinta ! Cinta padaNya..cinta pada sesama...yang akan menjadikan kita semangat untuk bisa menjadi penebar cinta karena ridhoNYA. Begitu kata hatiku memberontak.

Ya, jadi bersemangat agar terus bisa nabung agar terus bermanfaat untuk umat, n jadi tambah semangat untuk terus berusaha agar bisa jadi aisyah dengan mahar rumah bersalin beserta isinya hehehe...

PRODUKTIF....Yuuk !

Lama tidak menulis di blog sebenarnya membuatku kangen, namun ada amanah menulis di media lain yang akhirnya menyita waktu selain juga kerja di dua tempat. Bisa dibilang tidak produktif ! Tapi meski demikian sebenarnya aku tetap menulis fiksi hanya belum sempat terpublikasikan.

Sulit memang menjadi seperti air yang terus mengalir..Hidupnya tak pernah berhenti...Langkahnya selalu produktif menebar manfaat tanpa kecuali..

Namun pertemuan dengan sorang ustadz yang seorang dokter hewan namun lebih milih jadi dirut lembaga amil zakat membuatku bisa tergerak lagi untuk menulis fiksi..Malah ada juga teman juang yang dengan ekstremnya bilang "masak blognya setahun di-inaktif-in"...Yee...sapa bilang setahun ! Cuma empat bulan kok hehehe...

Kadang keluar sejenak dari rutinitas bisa membuat kita kembali fresh menghadapi ritual kehidupan kita, dan bertemu dengan orang2 yang selalu menjadi inspirasi juga akan lebih menguatkan niat kita untuk terus menjadi seperti air. Sulit bukan berarti tak bisa dilakukan to? Toh sesulit apapun soal di dunia itu pasti akan ada jawabannya, jika tak ada jawabannya maka tak mungkin soal itu ada di dunia (ni pesan guru matematika saat aku sma dulu...)

Ayo semangat..semangatt !!