Senin, 06 Desember 2010

Azzamnya nanda Azzam


ACHMAD AZZAM SOVIAN PUTRA

Seorang pemimpin yang punya tekad yang kuat putra dari abi SOlichin dan bunda noVIANa

**********

“Sudah bisa apa si kecil?” hampir selalu demikian pertanyaan orang-orang pada kami yang sedang punya anak usia 7 bulan.

Dan kami pun menjawab “Alhamdulillah sudah bisa membahagiakan orang tuanya…” sambil tersenyum, walau pada akhirnya kami pun menjelaskan bahwa nanda sudah bisa merangkak, duduk, berdiri dan kadang minta jalan.

***********

Nanda Azzam sudah menunjukkan azzamnya (tekad kuat) untuk membahagiakan orang tuanya sejak dalam kandungan. Alhamdulillah dua minggu setelah nikah, Allah menjawab doa kami agar segera dikaruniai seorang putra. Selama dalam rahim pun nanda selalu aktif bergerak dan lucunya tiap usg, ia selalu menunjukkan bahwa ia laki-laki pada dokter yang memeriksa.



Detik-detik jelang kelahiran nanda pun, Azzam sudah menunjukkan azzamnya untuk berjuang bersama-sama bundanya yang terpaksa harus dirangsang karena abi dan eyang putrinya tak tega melihat bunda lama menahan his (kontraksi). Hari Jum’at, tepatnya setelah sholat jum’at nanda lahir. Persalinan yang semula ditemani oleh abi berakhir menjadi tanpa abi, sebab abi harus sholat jum’at, malah ternyata karena abi sholat jum’at nanda lahir. Tangisan nanda kuat dan Alhamdulillah semua organ nanda normal serta kulit nanda putih bersih. Semua itu menjadikan penawar atas perjuangan bunda melahirkan nanda. Sampai-sampai saat diheacting (jahit), bunda tak merasakan sakit apapun karena melihatmu sempat berada dalam dekapan bunda.



Selama masih berada dalam rumah bersalin (Alhamdulillah hanya semalam), nanda tak mau ditaruh di boks bayinya. Ia menangis. Namun ia akan tenang saat tidur bersama bundanya, tentunya akan lebih mudah pula bagi bunda untuk inisiasi menyusui. Walau terasa seperti ada yang mencengkeram rahim bunda saat menyusui nanda, namun secara medis itu berarti sedang terjadi proses involusi atau pengembalian rahim ke bentuk semula.



Setelah berada di rumah teman-teman bunda dan abi silih berganti ingin melihatmu dan mendoakanmu. Alhamdulillah salah satu dari teman bunda ada yang hafidzah dan telah berputra empat, maka kesempatan itu tak dilewatkan bunda dan abi untuk mentahnik (mengusapkan sari kurma atau kurma seperti cara Rasulullah) nanda. Semoga jadi nanda yang shalih dan membanggakan orang-orang yang menyayangimu.



Saat hari-hari mengantarmu menjadi bayi yang kian tangguh, tepat 7 hari dari kelahiranmu Alhamdulillah abi dan bunda bisa melaksanakan aqiqah dan dilaksanakan di mushola dekat rumah. Suara orang yang riuh melantunkan sholawat dan doa tak mengganggu lelapmu kala itu. Sungguh bayi yang manis kata orang-orang. Semoga sholawat dan doa tersebut membuatmu tenang bermimpi ya nanda.



Ada hal yang lucu menurut tetangga, tapi lumrah secara medis yang dialami oleh nanda kecil. Ia akan menangis saat gedong (kain pembungkus dari kepala bagian belakang hingga kakinya) dilepas ketika ia akan pup atau pipis. Namun ia akan kembali riang atau tenang saat gedongnya kembali dipakaikan. Hal ini terjadi karena ia masih ingat kondisi dalam rahim yang hangat, jadi gedong berfungsi sebagai penghangat dan membuat nyaman nanda seperti ketika ia dalam rahim dulu.



Alhamdulillah pendidikan kebidanan yang menjadikan bunda Azzam sebagai bidan dan pernah bekerja di Rumah Sakit rujukan utama para bidan di Surabaya menjadikan bunda lah yang melakukan sendiri perawatan pada nanda setelah pulang dari rumah bersalin, mulai dari memandikan, menyusui, juga memijat.

Walau hanya gerakan sederhana selama beberapa menit namun pijat bayi sangat banyak manfaatnya, diantaranya:

1. Meningkatkan daya tahan tubuh

Alhamdulillah nanda juga tak pernah sakit

2. Memperbaiki peredaran darah dan pernapasan

3. Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan

Jadi lancar sekali pup atau pipisnya dan dalam kondisi yang normal.

4. Meningkatkan kenaikan berat badan

Alhamdulillah beratnya selalu sesuai dengan garis pada KMS (Kartu Menuju Sehat)

5. Mengurangi stress dan ketegangan

6. Meningkatkan kesiagaan

Malah terlalu siaga mungkin bagi nanda, sebab lingkungan rumah yang dekat bengkel menjadikannya sering terjaga atau terjingkat karena kaget mendengar suara-suara di sekitarnya.

7. Membuat tidur lelap

Alhamdulillah tak pernah rewel, sampai-sampai tetangga pada nanya “kok bayinya jarang nangis ya?”. Padahal nanda sebenarnya juga menangis, namun tak akan membiarkannya menangis dalam waktu lama karena apa yang ia mau kita segera memenuhinya.

8. Mengurangi rasa sakit mengurangi kembung dan sakit perut

9. Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayi

10. Meningkatkan produksi air susu ibu

(pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/pijat_bayi.p)



Nanda azzam digendong hanya ketika ia akan tidur (walau sebenarnya juga ketika ia akan tidur ia akan tidur dengan sendirinya setelah dibelai-belai), menangis, saat berjalan-jalan sambil berjemur matahari pagi saja. Bayi secara fitrah sebenarnya memiliki naluri untuk bisa tidur sendiri. Bukankah bayi-bayi yang berada dalam perawatan di rumah sakit tak pernah digendong untuk menidurkannya?



Sayang, usia 36 hari nanda harus berpisah dengan abinya yang harus tetap bekerja di Jakarta. Nanda terpaksa harus ke Jawa, ke rumah eyang atau orang tuanya bunda, karena kondisi dekat rumah yang menjadi kawasan pembangunan apartemen menjadikannya selalu berkeringat hingga timbul biang keringat dan tiap setengah jam ketika malam hari ia selalu menangis terbangun dari tidur karena kondisi yang benar-benar panas. Sedang rumah yang masih ngontrak tak diperbolehkan oleh sang pemilik rumah untuk dipasang AC karena daya listrik yang tidak mencukupi.



Perlu tekad pula dari orang tua tentang kekuatan anak kita agar anak kita pun kuat. Alhamdulillah walau sempat terselip juga rasa khawatir, namun perjalanan panjang antara Jakarta-Solo dengan Kereta Api Argo Dwipangga eksekutif bisa membuat nanda nyaman, tak rewel sama sekali. Padahal perjalanan dari Solo harus diteruskan lagi dengan mobil menuju kota Ngawi yang kira-kira masih 2 jam lagi dari Solo. Malah ada pula penumpang satu gerbong yang juga sama-sama bayi yang hanya selisih umur seminggu dengan nanda, namun teman kecil nanda tersebut sering ngajak jalan-jalan karena sering nangis, sedang nanda menjadikan bunda dan eyang putrinya cukup duduk manis. Mungkin karena nanda merasa goyangan yang terjadi karena gerakan kereta menjadikannya seolah ia sedang digendong sambil diayun. Lucunya ketika nangis, pipis atau pup juga bersamaan dengan teman kecilnya tadi. Alhamdulillah sesampainya di rumah eyang nanda pun tetap sehat.



Tiap dua pekan abi datang ke rumah eyang untuk menjenguk nanda tersayang. Walau sedih tak bisa memantau pertumbuhan dan perkembangan nanda tiap harinya, namun kemajuan yang dicapai nanda mampu menjadi pelipur hati.

Nanda sejak usia 3 bulan sudah mengenali orang-orang disekitarnya. Jika bertemu tetangga, kadang ia akan tersenyum membalas pujian dan kegemasan mereka atau malah pernah ngambek saat ada tetangga yang bilang kalau nanda hitam (padahal Alhamdulillah nanda kulitnya kuning bersih). Ia pun juga senang memperhatikan tingkah anak kecil yang bermain atau juga bayi seumuran dengannya.



Memang kadangkala nanda sering menangis dan tak mau dipegang oleh abi yang datang menjenguk. Ia perlu waktu untuk mengenali lagi abinya tercinta. Akhirnya suara rekaman abi saat berbicara dan bernyanyi dengan tertawanya nanda atau juga saat abi ngaji yang sering diputar bunda untuk nanda. Alhamdulillah sejak saat itu nanda sudah bisa mengenali abinya sejak melihatnya pertama kali datang lewat suaranya.



Sejak usia 3 bulan pula nanda bisa tertawa yang mengeluarkan suara keras, banyak bicara dan bisa bilang “Allahu” kadang juga “Allahu Akbar” tentunya dengan suara cedalnya menirukan kami yang sering mengajaknya bilang Allah atau doa sebelum beraktivitas bersama nanda. Ketika akan tidur pun nanda suka jika ia ditemani dengan lantunan sholawat. Mengajak bayi bicara atau menyebutkan hal-hal di sekitar atau mengajaknya ngaji akan melatih perkembangan bicara pada bayi lebih dini, karena pada dasarnya bayi belajar sejak ia lahir bahkan sejak ia dalam kandungan. Satu hal lagi, jangan pula berbicara dengan kosakata yang cedal pada bayi, karena informasi yang salah ini akan terekam di otaknya sampai anak kita besar.



Sebuah doa orang tua pun walau dalam jarak yang jauh akan mampu jadi penguat bagi anak kita. Hal ini terbukti saat nanda akan imunisasi DPaT (imunisasi DPT tanpa demam). Ketika akan berangkat ke dokter terlebih dulu bunda Azaam minta abi Azzam untuk ikut mendoakan agar nanda kuat dan tak menangis saat disuntik nanti. Alhamdulillah ketika jarum suntik dicabut dari kulit nanda, nanda tak menangis, hanya sedikit berucap. Dan Alhamdulillah tak rewel dan bisa tidur nyenyak setelahnya.



Bahkan doa orang tua sejak anak masih dalam kandungan insyaAllah akan menjadi kenyataan. Seperti halnya yang kami alami. Sejak azzam masih dikandung bunda, abinya Azzam sering mengulang-ulang doanya bahwa nanti ketika saatnya nanda bisa tidur miring, semoga nanda yang tidur di antara bunda dan abi, akan nyusu ke arah bunda dan kembali menghadap abi setelah selesai menyusu. Dan hal ini terbukti.



Atau juga doa saat bunda masih hamil, agar bunda Azzam bisa menyusui dan ASInya mencukupi kebutuhan nanda. Alhamdulillah sejak hari pertama kolostrum sudah keluar dan semakin sering disusukan maka produksi ASI akan meningkat. Hingga akhirnya Alhamdulillah nanda lulus S1 ASI Eksklusif (selama 6 bulan pertama), dan sekarang ketika nanda sudah mengenal beragam makanan pendamping ASI, nanda pun tetap ASI tanpa susu formula sama sekali. Semoga bisa S3 ASIXklusif (2 tahun).



Alhamdulillah nanda pintar makannya, ASI yes, makanan pendamping lahap. Apalagi ketika kita makan bersamaan dengan nanda. Hal ini akan membuat anak lebih lahap makannya, selain perlu ketelatenan untuk menyuapinya atau sambil diajak sholawat dan melihat lingkungan sekitar yang menarik seperti yang selama ini kami lakukan pada nanda.

Pertumbuhan dan perkembangan anak akan maksimal jika kita rajin melakukan stimulus dan yang penting adalah doa. Alhamdulillah di usia 7 bulan ini nanda sudah bisa merangkak, duduk sendiri, berdiri bahkan sesekali ngajak berjalan dengan kakinya sendiri diiringi dengan kata-kata yang makin banyak yang bisa diucapnya. Dan hal yang paling membuat orang tuanya bahagia adalah ketika nanda sudah bisa berucap “mbu..mbu..” pada bundanya, dan bilang “abu..” pada abinya atau juga berkata “embah..” pada eyangnya yang sebenarnya ingin dipanggil eyang bukan mbah(eyang dalam bahasa Jawa). Dan nanda Azzam semakin menunjukkan azzamnya untuk terus belajar membahagiakan orang-orang yang menyayanginya. InsyaAllah.









In my hometown, 12 Nopember 2010 : 01.15

“Nanda Azzam..teruslah berazzam menjadi kebanggaan bunda dan abi, agar kami pun senantiasa berazzam menjadi orang tua terbaik untukmu”













Sabtu, 14 Agustus 2010

diary AZZAM


alhamdulillah 19 Maret 2010 putra pertama kami lahir

pada hari ke 7 Alhamdulillah nanda bisa kami aqiqahi, dan ia bernama lengkap "Achmad Azzam Sovian Putra"


Sabtu, 07 Agustus 2010

Kisah Ta'aruf *29 Hari Menuju Nikah







"Teramat dalamlah cinta



Bismillah

Flashback. Rasanya kembali menjalani hari-hari yang sangat menentukan lima tahun yang lalu, perasaan antara senang, penuh harap, juga cemas. Semoga apa yang kami bagi bisa bermanfaat ya, agar tak bertambah panjang deretan saudaraku yang takut menikah, khususnya para ikhwan! Sebab ada banyak antrian akhwat yang telah siap menikah namun ikhwan tak juga kunjung datang melamar  ikhwan, mana ikhwan, ngacuuung ! *pengen jadi mak comblang, di sini banyak akhwat menanti dikhitbah "_"

Bumi Surabaya, Sabtu, 09 Mei 2009 "Ta'aruf"
😔
Hanya berbekal sedikit info dari adik kontrakan (adinda Cupinq tersayaangg) yang berniat menjodohkan aku dengan masnya serta "penantian", panjang sejak akhir Januari 09 tanpa kepastian, selesai kerja aku berangkat ke rumah umiku. Seharusnya saat ta'aruf kami sudah memegang proposal masing-masing, namun entahlah karena kesibukan ustadz sang ikhwan, proposal sang ikhwan tidak bisa dikasihkan ke umiku. Sedangkan proposalku dan fotoku sudah nyampai ke tangan sang ikhwan (tidak adil itu mah, masak dia duluan tahu fotoku "_". Zaman segini sosmed belum dikenal, bro ! Jadi kalau sampai ada yang nyimpen foto itu duh !). Namun aku telah menyiapkan deretan pertanyaan untuk ikhwan yang berta'aruf denganku.

Akhirnya pada jam yang telah disepakati, sepuluh menit sebelumnya sang ikhwan dan ustadznya telah datang. Hmm tanpa rasa berdebar aku duduk di sebelah umiku, sedikit berhadapan dengan sang ikhwan. Entah apakah dia mencuri pandang padaku atau tidak, tapi aku sempat mencuri lihat padanya, dan hanya sempat menatap pada... baju kotak-kotak ! Hihihi... tak berani kalau memandang wajahnya ^_^ 

Bismillah... 
Akhirnya sang ikhwan dipersilahkan oleh ustadz yang ternyata bukan ustadz sebenarnya, tapi teman sang ustadz karena sang ustadz ada di luar kota, untuk memulai presentasi tentang dirinya. Dan, baru kali itu aku mendapat proposalnya dan juga mengetahui dengan jelas fotonya. Foto ? Ah, tidak bergetar apa-apa saat melihatnya :D 



Jumat, 30 Juli 2010

Surat Cinta Sang Belahan Jiwa



untuk sang penakluk hatiq
yang memiliki ketulusan...
keikhlasan...
kesabaran..
yang padanya aq bisa berkeluh kesah..
bersama di saat q bahagia...
di sampingq saat q susah..

alhamdulilllah..
q dapat bersamamu dalam mengarungi samudera hidup ini
moga ikatan cinta qt dapat mengantarkan hingga ke JannahNya

" met milad sayaaank"
moga jadi umur barokah
tetep jadi istriq yang sholihah, perhatian n pengertian..
moga tetep jadi bunda tangguh n sabar dalam mendidik n mencerdaskan anak2 qt nanti..
moga bisa jadi mutiara keluarga...Amin

---written by my lovely husband one hour before 25th of july after he came from Yogya---

Alhamdulillah...
atas semua nikmatMu ini Ya Allah
moga kebahagiaan kami juga merupakan kebahagiaan bumi dan langit
kebarokahan yang kami rasakan juga bisa dirasakan orang lain
dan cinta kami semoga selamanya Engkau ridhoi seperti cinta Ali dan Fatimah Az Zahra
dalam membangun peradaban robbani bersama jundi-jundi
yang Engkau amanahkan pada kami...

Love u my husband n my child...

Jangan Takut Punya Anak !!


Sudah hampir setahun menikah tapi pasangan suami istri itu belum dikaruniai anak. mereka adalah temanku, namun aku lebih dulu menikah dan alhamdulillah pada ulang tahun pernikahan kami yang pertama kami sudah dikaruniai seorang putera yang cakep.

Pada awal-awal pernikahan mereka, sang perempuan pernah kutanyai apakah sudah "isi" atau belum? Dia menjawab "masih pingin senang-senang dulu, mau pacaran dulu" Ya sudahlah akhirnya aku pun ikut tersenyum melihat isa tersenyum.

Hingga kini ketika mereka sudah sangat ingin punya anak, apalagi saat melihat kami bermain dengan si kecil, mereka tak kunjung juga ada tanda-tanda ada kehamilan pada sang perempuan.

Hingga suatu ketika aku berbincang-bincang dengan nenek tentang anak dan keluarga. Ada hal yang mengagetkanku dengan pernyataan beliau, "jabang bayi itu tahu kalau ia belum dikehendaki orang tuanya, jadi jangan pernah main-main dengan kata2 pingin menunda anak karena pingin ini-itu...biasanya Allah akan mengabulkan kata2 mereka."

Cerita nenek : "Pernah juga ada pasutri yang ia bilang, ga mau punya anak dulu sebelum ia punya rumah sendiri." 5 tahun mereka belum juga bisa punya rumah, 10 tahun juga belum bisa punya rumah, hingga akhirnya jelang pensiun mereka baru punya rumah. Di usia yang sudah rawan untuk punya anak mereka menyesal dengan pernyataan mereka dulu, yang akhirnya membuat meraka harus mengadopsi anak.

‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.’ ( QS. Al-An’am: 151)

Maka tiap anak pasti punya ruzqi, dan kita sebagai orang tua tak boleh takut tak bisa menghidupi anak yang merupakan amanah Allah. Tiap yang terlahir sudah memiliki catatan tentang jodoh, rizqi, hidup dan matinya. Maka tugas kita sebagai orang tua adalah mengupayakan seoptimal mungkin perjuangan kita agar anak-anak kita tetap bisa hidup layak.

Hak-hak Anak dari Orangtuanya

Berdasar ayat-ayat Al-Qur`an, hadits Rasulullah saw, maupun atsar shahabat, di antara hak-hak anak adalah sebagai berikut:

1. Hak untuk hidup.
Allah SWT. Berfirman yang artinya :
‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.’ ( QS. Al-An’am: 151)

2. Hak mendapat nama yang baik.
Pemberian ‘nama yang baik’ bagi anak adalah awal dari sebuah upaya pendidikan terhadap anak anak. Ada yang mengatakan; ‘apa arti sebuah nama’. Ungkapan ini tidak selamanya benar. Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah do’a. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan anak kita berperilaku baik sesuai dengan namanya. Adapun setelah kita berusaha memberi nama yang baik, dan telah mendidiknya dengan baik pula, namun anak kita tetap tidak sesuai dengan yang kita inginkan, maka kita kembalikan kepada Allah s.w.t. Nama yang baik dengan akhlaq yang baik, itulah yang kita harapkan. Nama yang baik dengan akhlaq yang buruk, tidak kita harapkan. Apalagi nama yang buruk dengan akhlaq yang buruk pula. Celaka berlipat ganda.

3. Haq disembelihkan aqiqahnya
Menurut keterangan A. Hasaan ‘aqiqah adalah; ‘ menyembelih kambing untuk (bayi) yang baru lahir, dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Tiap tiap seorang anak tergadai dengan ‘aqiqahnya. Disembelih (‘aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.’ (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari Samurah ).

4. Hak menerima ASI (dua tahun)
Allah ta’ala berfirman; “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun…dst” . ( QS: 31; 14 ).
Artinya, Allah memberi kesempatan kepada ibu seorang anak untuk menyusui anaknya, paling lama dua tahun. Boleh kurang dari dua tahun selama ada alas an yang dibenarkan.

5. Hak makan dan minum yang baik.
Rasulullah s.a.w. bersabda;
‘Cukup berdosa orang yang menyia nyiakan ( tanggung jawab) memberi makan keluarganya.’ ( HR Abu Daud )

6. Hak diberi rizqi yang ‘thayyib’.
Rasulullah s.a.w. bersabda;
Dari Abu Rafi’ r.a., telah berkata; Telah bersabda Rasulullah s.a.w. ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.( HR Al Hakim )

7. Hak mendapat pendidikan Agama
Rasulullah s.a.w. bersabda;
‘Tiap bayi dilahirkan dalam kadaan suci ( fithrah Islamy ) . Ayah dan Ibunyalah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nashrany, atau Majusyi.( HR Bukhary )
Mendidik anak pada umunya baik laki laki maupun perempuan adalah kewajiban bagi kedua orang tuanya. Dan mendidik anak perempuan mempunyai nilai tersendiri dari pada mendidik anak laki laki. Boleh jadi karena mereka adalah calon Ibu rumah tangga yang bakal menjadi ‘Madrasah’ pertama bagi anak anaknya’. Boleh jadi juga karena kaum wanita mempunyai beberapa keitimewaan atau ke khassan tersendiri., sehingga di dalam Al Qur aan pun terdapat surat An Nisa, tetapi tidak ada surat ‘Ar Rijal’. Wallaahu a’lam.
Rasulullah s.a.w. bersabda;
‘Barang siapa mempunyai dua anak perempuan dan dia asuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. ( HR Al Bukhary )
Mengenai kekhassan kaum wanita, antara lain Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Apabila anda biarkan begitu saja, dia akan tetap bengkok. Namun apabila anda luruskan sekaligus, dia akan patah’.

8. Hak mendapat pendidikan sholat

9. Hak mendapat tempat tidur terpisah antara laki laki dan perempuan
Islam mengejarkan ‘hijab’ sejak dini. Meskipun terhadap sesama Muhrim, Bila telah berusia tujuh tahun tempat tidur mereka harus dipisahkan.
Rasulullah s.a.w. bersabda;
‘Suruhlah anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan gunakan pukulan jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka ( putra putri ).
Maksudnya, kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat dimulai setelah anak berumur tujuh tahun. Bila telah berusia sepuluh tahun anak belum juga mau mengerjakan sholat, boleh dipukul dengan pukulan ringan, yang mendidik, bukan pukulan yang membekas atau menyakitkan.

10. Hak mendapat pendidikan dengan pendidikan adab yang baik.
Banyak anak terpelajar, namun sedikit anak yang ‘terdidik’. Banyak orang pandai, namun sedikit orang yang taqwa’. Islam mengutamakan pendidikan mental. ‘Taqwa itu ada disini’, kata Rasulullah seraya menunjukkan kearah dadanya. Artinya hati manusia adalah sumber yang menentukan baik buruknya perilaku seseorang. Nabi tidak menunjukkan kearah ‘kepalanya , tapi kerah dadanya.

11. hak mendapat pengajaran dengan pelajaran yang baik
Berkata shahabat ‘Aly r.a.;
‘Ajarilah anak anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu.

12. Hak mendapat pengajaran Al Qur’an
Rasulullah s.a.w. bersabda;’Sebaik baik kalian adalah barang siapa yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya’. Pengetahuan tentang Al Qur’an harus lebih diutaman dari Ilmu ilmu yang lainnya. Nabi s.a.w. bersabda; ‘Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah sekedar tambahan. Adapun yang tiga macam itu ialah; Ilmu tentang ayat-ayat ( Al Qur’an) yang muhkamat, ilmu tentang Sunnah Nabi, dan ilmu tentang pembagian warits. ( HR Ibnu Majah ).

13. Hak mendapat pendidikan dan pengajaran baca tulis
Rasulullah s.a.w. bersabda;
Dari Abu Rafi’ r.a., telah berkata; Telah bersabda Rasulullah s.a.w. ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.( HR Al Hakim )

14. Hak mendapat perawatan dan pendidikan kesehatan.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Jagalah kebersihan* dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah Ta’ala menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak akan masuk sorga kecuali orang yang memelihara kebersihan.
*Kebersihan adalah pangkal kesehatan. Mengajarkan kebersihan berarti secara tidak langsung mengajarkan kesehatan.

15. Hak mendapat pengajaran ketrampilan.
Islam memberantas pengangguran. Salah satu penyebab adanya panganguran adalah apabila seseorang tidak mempunyai ketrapilan tertentu. Bila dia punya ketrampilan tertentu, paling tidak bisa melakukan sesuatu yang berguna buat dirinya ataupun orang lain.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Sebaik baik makanan adalah hasil usaha tangannya sendiri’.
Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan;
‘Mengapa tidak kau ajarkan padanya ( anak itu ) menenun sebagaimana dia telah diajarkan tulis baca?’ ( HR An- Nasai )
Kalimat ‘menenun’ sebagai mewakili jenis jenis ketrampilan yang lain. Artinya tidak terbatas pada menenun saja. Kerajinan tangan apapun selama bermanfa’at dan tidak dilarang Agama adalah suatu hal yang ma’ruf.

16. Hak mendapat tempat yang yang baik dalam hati orang tua
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, do’akan dia selalu, agar menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut, shobarlah menghadapi perilakunya yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh kearifan, jangan mudah membentak apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlash pada hati anda, belailah dengan penuh kasih sayang nasehati dengan santun. Satukan hati kita dengan anak anak. Semoga Allah menjadikan mereka ‘ waladun shoolihun yad’uu lahu’. Itulah harapan orang tua yang baik.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa ;
Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini? Nabi s.a.w. menjawab;’ Kau memberinya nama yang baik, memberi adab yang baik dan memberinya kedudukan yang baik ( dalam hatimu) ( HR At Tuusy )

17. Hak mendapat kasih sayang
Kecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya materi baik berupa pakaian, makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu adalah adanya perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.
Rasulullah s.a.w. bersabda;
‘Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih muda dan ( bukan dari golongan kami ) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.’ ( HR At Tirmidzy )
sumber : http://revolusidamai.multiply.com/journal/item/525
________________________________________

Kamis, 15 Juli 2010

Cantik? Anda antrian pertama yang beruntung..!



Cantik !
Apakah jodoh itu hanya milik seseorang yang cantik? kali ini pembahasan hanya disoroti pada perempuan karena jumlah perempuan yang makin banyak yang belum menikah. Hmmm...rasanya tidak, sebab tiap manusia yang lahir ia sudah digariskan gendernya, jodohnya, rizqinya dan matinya. Namun kenapa fenomena yang sering kutemui adalah yang wajahnya "rata-rata ke bawah" sulit atau mungkin lama sekali mereka menemukan jodohnya...

Alhamdulillah aku sudah menikah. Aku merasa bukan karena cantik aku bisa lebih dulu dibanding teman-temanku, namun karena doa yang rajin kupanjatkan juga restu orang tua yang mendukung anaknya menikah cepat, kalaupun suamiku menikahiku karena juga merasa aku cantik semoga karena kecantikan jiwa yang lebih menonjol daripada kecantikan raga.

Pada dasarnya fitrah memang jika laki-laki ingin istri yang cantik, namun bukankah seperti sabda Rasulullah bahwa perempuan itu dinikahi karena empat hal, karena kecantikannya, nasabnya, kekayaannya dan agamanya; sedang yang mendahulukan pertimbangan agamanya maka ia akan beruntung dunia akhirat.

tak sedikit pula aku mendapat request untuk membantu mencarikan akhwat (perempuan) yang cantik sebagai kriteria pertamanya. Tak ada yang menjadikan kriteria penghafal quran, penulis handal, anak pertama yang jadi tulang punggung keluarga misalnya sebagai kriteria pertama...Hmmm jika seperti ini maka bagaimanakah nasib saudara perempuan kita yang "ga" cantik secara fisik..?

haruskah kita membiarkan saudara2 perempuan kita yang "kurang beruntung" sebagai antrian terakhir dari daftar akhwat yang pingin nikah?? Padahal ada banyak akhwat yang siap nikah, sedang ternyata ikhwannya bingung pilih-pilih.. ah, andai aku jadi murobi para ikhwan akan ku minta mereka memilih biodata dengan menutup mata sehingga tidak akan melihat kecantikan foto sebagai tolok ukur pertamanya...!



Rabu, 21 April 2010

B-Cak

Kangen pingin naik becak....

Di jakarta mah dah lenyap dari peradaban..Hmmh,,kapan ya bisa naik lagi??

Semangat.......!!!!


Give me the freedom, give me the fire