Selasa, 13 Maret 2018

Jumlah Anak dan Jumlah Kebahagiaan

💖 *Jumlah Anak dan Jumlah Kebahagiaan* 🎁
Oleh : Viana Wahyu


Bismillaah


Pernah merasa kalau kumpul keluarga besar itu seru bukan main ketika lebaran ?

Atau merasa sepi-sepi saja baik di wa grup keluarga atau dunia nyata karena saudara hanya satu atau malah tak punya saudara sama sekali alias anak tunggal ?

Yang punya kakak atau adek banyak ngacuunggg 😃

Atau yang punya dan bercita-cita punya anak banyak ngacuunggg 😍


🍃Pada akhirnya, semua penilaian tentang anak akan berubah ketika ada orang tua kita yang tiada... 😭 Mari belajar bersama dari yang sempat tertuang berikut,


Jumlah anak dari masa kapan pun tetap hangat diperbincangkan. Jika pada masa lalu para buyut kita berbangga hati dengan jumlah anak yang banyak maka seiring perkembangan iptek dan mungkin juga kebutuhan ekonomi maka berkembang jumlah anak yang minimalis seiring dengan petak-petak rumah yang kian minimalis 😱


Fitrahnya, bila throwback pada kisah penciptaan Nabi Adam as dan Siti Hawa, manusia tak akan pernah bisa hidup sendiri dan tak akan pernah tenang hidup tanpa orang lain, apalagi yang dinamakan saudara (satu udara~satu rahim~satu darah)

Maka menjadi sebuah kebahagiaan bila manusia memiliki saudara yang banyak, kakak dan adik yang banyak, keluarga inti yang berjumlah banyak dan keluarga besar yang besar 😄


Halnya dengan yang namanya semakin banyak anak maka akan semakin banyak kesulitan, tentu hal ini tak selamanya benar. Benar jika artinya ialah semakin banyak anak maka akan semakin banyak kebutuhan. Menghidupi dan mencukupi 10 anak yang masih usia sekolah (sekolah juga makin mahal, cyiiin) tentu beda dengam kebutuhan 2 atau 1 orang anak saja. Akan butuh effort lebih dari para orang tua yang beranak banyak dibanding jumlah anak yang sedikit.


Dan pertanyaannya ialah apakah dengan banyak (dan pasti hiruk pikuk) anak dalam satu rumah maka hanya sedikit kebahagiaan yang ada ?


Berikut kata seorang pakar yang dikutip dari web theasianparents,

Penelitian terbaru dari Universitas di Australia menemukan bahwa orangtua paling bahagia adalah yang memiliki banyak anak. Menurut Dr. Bronwyn Harman dari Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial di Edith Cowan, hal ini masuk akal.

Dr. Harman telah meneliti lebih dari 5 tahun, tentang tipe keluarga macam apa yang paling bahagia. Ia mewawancarai ratusan orangtua dari berbagai macam latar belakang keluarga yang berbeda untuk mengukur ketahanan mereka, dukungan sosial, harga diri, dan kepuasan hidup.

Kejutannya adalah, ternyata kebahagiaan sebagai orangtua ditentukan oleh seberapa banyak upaya yang kita habiskan untuk keluarga. Orangtua dengan 4 anak atau lebih adalah yang paling puas dengan kehidupan mereka. Mereka lebih menikmati, daripada merasa kewalahan oleh kekacauan dalam keluarga besar mereka.


😄😄😃😃😃


Stres mungkin iya ya bun (colek emak2 sesama rempong 😄) dengan kondisi beban belajar anak sekarang (soal kelas 2 saja sudah seperti kelas 4/5 ya kan buun), rumah yang berantakan, anak yang belepotan dengan aksi mereka, anak yang rebutan 😅 daan sudah pasti harus minta maaf ke suami karena keruwetan hari itu ketika suami tiba di rumah.


Jika bunda mengalami hal di atas, itu wajar ko. Tapi yakinlah bahwa sunah Nabi-Nya pasti membawa hikmah untuk kita, “Menikahlah kamu, berketurunanlah, dan perbanyak keturunan, karena sesungguhnya aku akan bangga dengan jumlah kamu di antara umat yang lain (H.R. Abu Daud dan Nasa’i)_

Naah bukankah in sya Allaah semakin banyak anak kita maka akan semakin dekat kita dengan kecintaan Rasulullaah saw yang bangga dengan jumlah anak yang banyak.

Serta yang paling penting dari jumlah anak ialah, ketika orang tua kita tiada, bahkan ketika diri kita yang telah jadi orang tua tiada, maka terputuslah segala pahala amal kecuali ilmu yang bermanfaat, amal jariyah dan anak yang shalih.

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)


Tentu saja dengan keberadaan anak semasa di dunia akan rugi jika kita tak menjadikan mereka sebagai sumber-sumber kebahagiaan di antara penat-penat kita. Dan berharap ketika raga sudah terpisah dari jiwa, kita akan selalu dekat dengan anak-anak kita dan kembali diijinkan berkumpul di surga-Nya.

Semua lantaran salah satunya doa anak-anak yang (kalu menurut saya) *semakin banyak anak semakin banyak yang mendoakan kita kelak, in sya Allaah*. _Yuk punya anak banyak_ 😍😄



Depok, 13 Maret 2018