Jumat, 01 April 2022

Cinta, Resep Ajaib Menghalau Takut saat Hamil dan Melahirkan




 


 

Mencintai dan dicintai sebenarnya sudah sangat cukup untuk memupuk keberanian dan memupus ketakutan. (Viana, 2022)


Hamil lalu melahirkan, bagian mana yang membuat Bunda merasa atau pernah terbesit rasa takut? Saat hamil atau saat melahirkan? Kebanyakan perempuan akan merasa takut yang luar biasa saat disebut kata melahirkan. Sedikit di antaranya justru merasa senang (dan nagih) untuk melahirkan. 


Nah, kalau Bunda termasuk yang mana? Maunya sih hamil dan melahirkan tanpa takut, betul tidak, Bun? Yuk, kita obrolin bersama rahasia menghalau  rasa takut terutama saat hamil dan melahirkan! 


Stigma kehamilan dan melahirkan di negeri ini


Entah sebuah kebiasaan atau sebuah dramatisasi yang turun-temurun pada masyarakat kita, bahwa melahirkan adalah hal yang menakutkan. Level ketakutannya di atas segala ketakutan yang ada di bumi. Kenapa saya sebut dramatisasi turunan, karena sejak kecil ketika dulu bertanya pada ibu atau nenek (atau saudara perempuan dewasa) selalu menyebutkan bahwa melahirkan itu sakitnya seribu kali dibanding perut mulas.


Yang ketika saya beranjak dewasa, dibumbui lagi menjadi sakitnya melahirkan itu seribu kali lebih sakit dibanding sakitnya haid. Itu dramatisasi dunia nyata, belum lagi ditambah dengan dramatisasi dunia fiktif dengan film atau sinema elektronik yang menampilkan kesakitan luar biasa pada ibu yang melahirkan. Dengan posisi mengejan yang sangat kita hafal (padahal dalam ilmu kebidanan, ada banyak sekali posisi yang bisa menyamankan ibu bersalin), dengan keringat yang berbulir-bulir dan pastinya teriakan yang mengguncang seisi dunia. Subhanallah.


Ada yang senasib? Berarti fix kita satu angkatan, hihi. 


Baca juga: Tips mengusir baby blues pada ibu menyusui


Kisah melahirkan yang mengabadi


Tapi memang bagaimana perjuangan melahirkan ini pun sempat dibahas juga lho di Al Qur'an, dan sampailah kisahnya pada kita semua. Jadi memang merupakan sebuah hal yang sangat manusiawi karena melahirkan menjadi fitrah bawaan perempuan. Diceritakan dalam Qur'an Ibunda Maryam pun merasakan sakit hingga sempat berujar sebuah keputus-asaan pada nasibnya. Seorang gadis yang sangat menjaga kemuliaannya namun atas izin Allah diberikan kehamilan hingga dengan bersedih hati pergi meninggalkan kampungnya.


"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmy, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu." (QS Maryam: 26)


Allah tak pernah membebani hamba-Nya hanya dengan kesulitan saja. Dia telah memberikan paket kebahagiaan bersama kesedihan dan kesulitan. Dalam kisah Ibunda Nabi Isa tersebut, Allah mengilhamkan pada beliau untuk menggoyangkan pohon kurma, lalu berjatuhanlah buah kurma yang masak. Masyaallah, padahal kalau saya bayangin nih, pohon kurma itu seperti pohon palem, yang masih berkerabat dengan pohon kelapa. Besar dan tinggi. 


Ternyata salah satu hikmahnya ialah seorang perempuan yang dalam kondisi melahirkan (atau pasca melahirkan) berada dalam kondisi yang lemah. Bagaimana nyawa dipertaruhkan untuk melahirkan buah hati. Namun dengan kelemahan itu Allah justru berkenan menggugurkan buah-buah kurma dari tangkai mayangnya. Ada keajaiban, tapi juga ada pelajaran untuk berusaha dalam keyakinan. Selemah apa pun kondisi kita.


Kenapa merasakan takut? 


Dalam kuliah yang pernah saya pelajari terutama saat pernah membuat survei lapangan pada ibu-ibu hamil di tempat saya dan teman-teman praktik di faskes, bahwa rasa takut berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki. Hal mudahnya begini jika kita melihat anak kecil yang takut gelap, hal iti dikarenakan mereka membayangkan hal-hal yang tidak bisa mereka ketahui dan lihat dalam gelap. 


Kita sendiri pun pasti pernah nih misalnya jika malam-malam tiba-tiba mendengar suara yang asing. Secara refleks, pikiran kita akan membungkus rasa penasaran dengan bumbu ketakutan karena kita tidak mengetahui apakah yang terasa asing tersebut. Coba jika kita tahu dan mengetahui apa yang tidak kita ketahui tersebut, secara ilmu sih rasa takut itu ga akan ada. 


Kita takut karena kita tidak tahu


Ketidak tahuan inilah yang menghadirkan rasa takut. Dalam proses persalinan/melahirkan, ketidak-tahuan kenapa merasakan nyeri, ketidak-tahuan bagaimana proses yang sedang terjadi dan yang akan dilalui, ketidak-tahuan apa yang harus dilakukan bertumpuk menjadi satu yang akhirnya meremas sistem di otak yang disebut dengan sistem limbik. Juga pastinya perut selain merasakan his atau kontraksi juga mulas ya, Buun! Tidak sedang melahirkan saja perut bisa mulas yarena takut, apalagi saat akan mengalami kejadian penting dalam hidup. 


Apalagi kalau sudah dari lama merasakan takut darah ya, Bun. Biasanya makin macam-macam rasa takutnya. Tapi eh tapii sebenarnya darah ini Allah pun sudah melatih para perempuan, nih dengan kehadiran haid yang berderai-derai. Mungkin salah satu hikmahnya agar kita, para perempuan sudah siap sejak akil baligh dengan hal kodrati menjadi salah satu pemakmur bumi. 


Saat tubuh kita takut, maka organ-organ yang lain ikut merespon juga, denyut jantung dan tekanan darah angkanya meningkat, keringat jadi lebih banyak, napas cepat dan tidak teratur, gemetar, perut mulas, dan juga merinding bulu roma.


Dalam ilmu medis, rasa takut ini dipengaruhi oleh bagian otak yang mengatur tingkah laku dan perubahan emosi yanf tadi kita sebut dengan sistem limbik, yang terdiri dari bagian otak bernama amigdala, septum, hipotalamus talamus dan hipocampus. Mereka ini adalah barisan kecil sebenarnya di bagian otak, namun mereka menginterpretasikan yang kita rasakan dengan indera. 


Dan lebih jauhnya yang terjadi pada bunda yang akan melahirkan namun diliputi ketakutan akan menyebabkan hal-hal yang tidak bagus untuk kemajuan persalinannya juga dalam kehamilan, seperti

  • persalinan menjadi macet tak kunjung bertambah pembukaan atau pun indikator kemajuan persalinan lainnya
  • Pikiran menjadi stres dan susah untuk berkoordinasi dengan nakes
  • Mengganggu janin. Janin dalam rahim pun bisa merasakan stres jika bunda merasakan ketakutan yang sangat. Hal ini bisa ditunjukkan dengan DJJ (denyut jantung janin) yang semakin meningkat atau diiringi dengan kondisi lain. 


Baca juga: Tips asyik membangun hormon oksitosin


Cinta adalah lawan dari rasa takut


Ada beberapa hal yang insyaallah bisa menjadikan rasa takut itu tak perlu hadir,


Satu, mencintai diri sendiri. Istilah yang sudah sangat umum ya, Bun dengan disebut juga self love. Dengan mencintai diri sendiri yang sedang dititipkan janin mungil, secara pikiran positif akan membantu Bunda untuk memberdayakan diri. Bisa dengan ikut kelas hamil dan melahirkan, banyak membaca, banyak bertanya agar hamil sehat dan persalinan lancar. 


Dua, memahami bahwa Bunda dicintai. Hal pertama dan utama bahwa Bunda perlu menanamkan rasa dicintai oleh-Nya dengan diberikan kepercayaan akan buah hati. Lalu memahami dicintai oleh suami dan keluarga, mereka adalah support system terbaik untuk Bunda. Memahami hikmah kenapa Allah menjadikan seorang perempuan itu hamil dan melahirkan pun bisa membuat Bunda akan merasa lebih dicintai.


Oya, sedikit info juga bahwa cinta dan merefleksikannya bersama suami saat menghadapi persalinan juga akan membantu meminimalisir takut. Tapi hal ini akan lebih maksimal jika diupayakan dan diberdayakan secara rutin ya, Bun. Hal apa saja dari cinta yang bisa dilakukan dan aman bahkan dianjurkan saat kehamilan maupun saat persalinan.


Tiga, loves vibes. Sebisa mungkin berpikiran positif dan penuh rasa cinta setelah dua hal di atas dilakukan dan disadari. Ada banyak cinta yang bisa ditemukan di sekitar dan terserak di bumi ini. Jangan pernah merasa sendiri ya, Bun. Memberikan cinta pada bumi dan seisinya, insyaallah nanti akan menuai cinta yang memberikan hal positif bagi kehidupan dan tubuh Bunda. 


Kehamilan dan persalinan adalah kondisi terbaik dan bisa saya katakan sebagai masa terindah dalam fase kehidupan seorang perempuan. Nah dengan cinta ini, alhamdulillah di zaman yang kian maju ini menjadikan momen melahirkan khususnya bisa menjadi momen termanis tanpa menangis lho, Bun. Ada banyaaaaak penemuan medis yang membantu memberdayakan diri untuk bisa melahirkan tanpa atau minim sakit, salah satunya dengan cinta. ❤ Hmmm, tapi insyaallah kita obrolin di postingan lainnya yaa.


Semangat menemukan cinta dari proses cintamu, Bun. 🥰






Tidak ada komentar: