"Lyn P" dan pesan perjuangan
Menginjakkan kaki di pangkalan lyn dekat kebun binatang di kotanya bonek ini membuatku malas, siang-siang lagi. Kotor, sesak dan selalu ramai dengan orang-orang yang lekat dengan musik dangdut, main gaple (atau judi ya), irama suara pengamen yang tidak karuan tangga nadanya (tangganya ilang jadi nadanya tak beraturan), bahkan peminta-minta yang tak lekang mampir dari satu lyn ke lyn yang lain.
Pandanganku langung tertumbuk pada lyn letter P yang menuju karang menjangan yang berada terdepan dari barisannya. Pasti segera berangkat, fikirku. Hmm niatku akhirnya surut, sebab belakang sudah penuh, bangku kanan tujuh, bangku kiri empat..trus bangku kayu dekat pintu sudah diisi 2 orang. Yang kosong tinggal depan ! dan sudah ada seorang bapak-bapak yang tersenyum-senyum di sana.
Ah, malas ! Segera kuputar badan dan kualihkan pandanganku pada lyn berikut yang sudah lumayan terisi penumpang. Lagipula aku tidak buru-buru, nggak usah naik lyn depan itu.
Baru dua langkah aku terhenti. Aku terpaksa menoleh kembali karena aku merasa akulah yang dikomentari “Oalah, mbak-mbak..kalo gak mau di depan mbok ya bilang…” ujar salah seorang bapak yang berdiri di dekat lyn pertama tadi. Yang segera diikuti dengan pindahnya bapak yang duduk di bangku dekat pintu keluar menuju bangku depan. Kulihat di bangku yang kini kosong itu seorang ibu muda berjilbab yang tersenyum padaku.
Akhirnya aku kembali menaiki lyn itu dengan tanpa memperhatikan dan mendengarkan gumaman orang. Biarin ! ga kenal juga, fikirku.
Tapi satu suara yang aku tak tahu darimana datangnya menimpali “masak belum maju sudah menyerah…jangan menyerah sebelum berperang mbak!” dalam hati aku membenarkan, tapi sisi hatiku yang lain berkata “yee..siapa juga yang mau perang..mentang-mentang tujuh belas agustus..”
Akhirnya lyn pun mulai merayap setelah formasi duduk yang sudah lengkap itu terpanggang di dalam lyn non-AC selama hampir sepuluh menit. Coba ada AC-nya atau kalo itu ga ramah ozon gimana kalo dibuat lebih manusiawi gitu. Orang kok dijejal-jejal. Hatiku masih menggumam. Sudah, tinggal duduk saja kok repot, disuruh turun tau rasa kamu. Mbok ya bersyukur masih bisa kemana-mana saat kuda besi belum di tangan…
Terminal Joyoboyo, 270707 : habis ashar di iain
Pandanganku langung tertumbuk pada lyn letter P yang menuju karang menjangan yang berada terdepan dari barisannya. Pasti segera berangkat, fikirku. Hmm niatku akhirnya surut, sebab belakang sudah penuh, bangku kanan tujuh, bangku kiri empat..trus bangku kayu dekat pintu sudah diisi 2 orang. Yang kosong tinggal depan ! dan sudah ada seorang bapak-bapak yang tersenyum-senyum di sana.
Ah, malas ! Segera kuputar badan dan kualihkan pandanganku pada lyn berikut yang sudah lumayan terisi penumpang. Lagipula aku tidak buru-buru, nggak usah naik lyn depan itu.
Baru dua langkah aku terhenti. Aku terpaksa menoleh kembali karena aku merasa akulah yang dikomentari “Oalah, mbak-mbak..kalo gak mau di depan mbok ya bilang…” ujar salah seorang bapak yang berdiri di dekat lyn pertama tadi. Yang segera diikuti dengan pindahnya bapak yang duduk di bangku dekat pintu keluar menuju bangku depan. Kulihat di bangku yang kini kosong itu seorang ibu muda berjilbab yang tersenyum padaku.
Akhirnya aku kembali menaiki lyn itu dengan tanpa memperhatikan dan mendengarkan gumaman orang. Biarin ! ga kenal juga, fikirku.
Tapi satu suara yang aku tak tahu darimana datangnya menimpali “masak belum maju sudah menyerah…jangan menyerah sebelum berperang mbak!” dalam hati aku membenarkan, tapi sisi hatiku yang lain berkata “yee..siapa juga yang mau perang..mentang-mentang tujuh belas agustus..”
Akhirnya lyn pun mulai merayap setelah formasi duduk yang sudah lengkap itu terpanggang di dalam lyn non-AC selama hampir sepuluh menit. Coba ada AC-nya atau kalo itu ga ramah ozon gimana kalo dibuat lebih manusiawi gitu. Orang kok dijejal-jejal. Hatiku masih menggumam. Sudah, tinggal duduk saja kok repot, disuruh turun tau rasa kamu. Mbok ya bersyukur masih bisa kemana-mana saat kuda besi belum di tangan…
Terminal Joyoboyo, 270707 : habis ashar di iain
1 komentar untuk ""Lyn P" dan pesan perjuangan"
he...he..
gak akan dilupain deh..