Minggu, 24 Februari 2008

"dismenorhea" (nyeri saat haid)


Dalam istilah kedokteran dismenorhea berarti menstruasi yang menimbulkan nyeri. Hal yang paling sering menimpa kebanyakan perempuan. Bahkan diperkirakan perempuan di Amerika kehilangan 1,7 juta hari kerja setiap bulan akibat dismenorrhea.

Dismenorhea primerTerjadi jika tidak ada penyakit organic,biasanya dari enam bulan sampai tahun kedua setelah menarche (menstruasi yang pertama kali didapatkan perempuan,biasanya perempuan Indonesia pada usia 12-14 tahun. Tapi seiring kemajuan zaman usia itu semakin dini saja). Dismenorhea ini seringkali hilang pada usia 25 tahun atau setelah perempuan hamil atau melahirkan normal.

penyebabya antara lain :
1) Faktor kejiwaanGadis remaja yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses menstruasi, mudah mengalami dismenore primer. Faktor ini, bersama dismenore merupakan kandidat terbesar penyebab gangguan insomnia.
2) Faktor konstitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor kejiwaan yang dapat juga menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor-faktor ini adalah anemia, penyakit menahun, dan sebagainya.
3) Faktor obstruksi kanalis servikalis (leher rahim)
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan dismenore primer adalah stenosis kanalis servikalis. Sekarang hal tersebut tidak lagi dianggap sebagai faktor penting sebagai penyebab dismenore primer, karena banyak perempuan menderita dismenore primer tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi, begitu juga sebaliknya. Mioma submukosum bertangkai atau polip endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus berkontraksi kuat untuk mengeluarkan kelainan tersebut.
4) Faktor endokrin
Umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Hal itu disebabkan karena endometrium dalam fase sekresi (fase pramenstruasi) memproduksi prostaglandin F2 alfa yang menyebabkan kontraksi otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2 alfa berlebih dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dismenore, dijumpai pula efek umum seperti diare, nausea (mual), dan muntah.



Dismenorhea sekunderDismenorhea yang terjadi biasanya berkaitan dengan penyakit pelvis organis (penyakit pada panggul), seperti endometriosis*, radang pelvis, stenosis serviks, neoplasma ovarium atau uterus dan polip uterus.
Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Penyebab dari dismenore sekunder adalah: endometriosis, fibroid, adenomiosis, peradangan tuba falopii, perlengketan abnormal antara organ di dalam perut, dan pemakaian IUD.


cara mengatasi dismenorhea
Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan.
Nyeri juga bisa dikurangi dengan:

- istirahat yang cukup
- olah raga yang teratur (terutama berjalan)
- pemijatan (akan efektif jika dilakukan pada tengah2 bagian pinggang bawah punggung oleh partner kita)
- yoga
- orgasme pada aktivitas seksual
- kompres hangat di daerah perut.
Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi.
Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroksiprogesteron.
Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi).
Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas.
Pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung kepada penyebabnya.


Warning : Jangan mudah untuk memilih jalur obat-obatan yang tersedia di pasaran tanpa konsultasi dengan tenaga kesehatan !

*endometriosis : tumbuhnya jaringan endometrium (lapisan terdalam) di luar uterus (rahim)

Sumber : Keperawatan Maternitas, blogdokter.net, ingatan saat kuliah obgyn n pengalaman teman2

Tidak ada komentar: