Jejak Kedua Kelana "Arunika Loka" Hexagon City

Kata 'mendiami' itu tidak (selalu) berarti diam, betul tidak? 

Kalau mengintip dari KBBI, kata men·di·ami v berarti menempati (rumah, tempat tinggal, dan sebagainya). Nah, mendiami sebuah kota tentu saja kita tidak mungkin hanya berdiam diri di dalam rumah atau salah satu sudut dari kota tersebut (sejauh ini begitu yaa semoga keadaan dunia tetap aman meskipun ada yang masih harus berjuang). Yaa kan ngapain kita repot-repot pindah atau beli rumah di sebuah kota jika akhirnya kita tidak menjadi bagian dari kota itu sendiri? Rugii, dong! Hihi gitu kali ya kata warganet. 🤭


Kota


Nah, saat ini bismillah atas keinginan sendiri dan alhamdulillah dengan izin dan dukungan suami serta anak-anak, viana berada di sebuah kota yang bernama Hexagon City. Kalau menurut Teman-Teman nama kota ini gimana? Jujur nih kalau buat vi, nama Hexagon City itu terdengar sangat besar karena ada kata 'gon', terlalu kejauhan engga sih kalau jadinya vi tuh mengimajinasikan dan menyambungkan dengan kata 'dragon' yang juga berarti besar dan penuh kekuatan. Namun, adanya kata city itu menjadi pemanis ya karena pengucapannya yang menjadi terkesan sweet, gitu. 

Salut deh dengan founding mother Hexagon City, Ibu Septi Peni Wulandani yang telah membangun kota ini hingga batch 4. Juga para kakak kelas yang telah banyak bercerita betapa serunya di jenjang kelas saat ini 🥰 semoga vi pun bisa mengikuti jejak itu juga. Aamiin.

Ayo, kita berkelana!


Batu Pertama

Vi memilih minat saat pendaftaran transmigrasi perkuliahan bunpro 4 di bidang fotografi, konten, dan videografi yang ternyata menjadi CH (Co Housing) Foto dan Videografi di urutan ke-17 alias CH 17. 

Di CH 17 ini kami berjumlah 13 orang yang masing-masing diberi hak untuk memiliki tanah dan rumah. Ada sertifikatnya lho! Tetapiii kayaknya maaf yaa tidak bisa disebar di sini. Plus kami semua yang berada di Hexagon City ini -untuk selanjutnya disebut Hexagonia- juga mendapatkan kartu kependudukan ala Hexagon. Hmm yang ini juga mohon maaf tidak bisa dibagi karena ada nomor id-nya. Yaa kurang lebih gambarannya hampir mirip dengan kartu dan sertifikat pada umumnya daaaan yang penting masih memakai bahasa Indonesia, kok!

Kenalin yaa, ini rumah Viana


Rumah dengan nama Vistory Light, yaa beda dikit deh dengan kata victory 🤭. Dengan segenap harapan semoga menjadi rumah yang menjadi naungan inspirasi, berkarya, produktivitas, dan tentu saja naungan hati agar tidak galau dan oleng dengan cobaan dunia. Aamiin. *cerita ini sebenarnya sudah masuk di jurnal pertama yaa yaitu di aplikasi Mayar.


Hidden Gem di Hexagon City

Jejak 2.1 Viana
Sumber: dokumen pribadi Viana

Diskusi yang kami lakukan seru bangeeet! Alhamdulillah Mayar hanya menjadi tempat informasi dan pengumpulan jejak (vi lebih enak membahasakan begini daripada tugas deh rasanya), sedangkan untuk berkomunikasi kami menggunakan chip rahasia eh grup Whatsapp. Senangnya adalah Whatsapp ini sudah menjadi aplikasi jutaan umat dunia ya sehingga ramah dan semua sudah familiar. Bisalah kalau WAG X Light ini tuh semacam hidden gem di Hexagon City, hihi.

Bersyukur bangeeeet berada di CH yang ramweeeee dan gercep, kedua kata ini rasanya pas menjadi nama panjang X Light hihi. Oyaa kami punya nama panggilan kesayangan yaitu X Lighter. 🥰 Gimana? Kesannya jadi kayak berliter-liter berbunga rasanya gitu kaan? Semoga ini bisa menjadi penambah keakraban di antara kami.

Senangnya lagi adalah alhamdulillah vi bisa ikut urun rembug untuk nama CH dan alhamdulillah dari dua belas nama yang vi usulkan (ada juga usulan dari teman-teman) nama yang paling happening menurut vi saat menangkap ide-ide itulah yang terpilih yaitu X Light.

Eh ternyata sempat deg-degan saat timfor (pengampu Hexagon City) menyebut nama kami apakah ingin diubah atau engga di grup general. Tentu saja vi jadi kepo kaan akhirnya izin konfirmasi ke timfor apakah nama kami menyalahi aturan di Hexagon City? Alhamdulillah ternyata maksudnya adalah nama kami unik dan mungkin bisa menjadi contoh CH lain apakah ingin mengganti nama agar unik juga. Owalaah hihi. Akhirnya ada revisi kata-kata dari timfor. Makasiiih, Timfor.

Ada kejadian seru juga saat diskusi, justru leadernya yang masih menjadi misteri. Formasi sekretaris dan bendahara sudah terisi, tinggal leader aja nih di CH kami yang saling tunggu dan tunjuk, hihi. Semua punya prioritas dan alasan untuk memilih atau menolak untuk maju. Hingga akhirnyaa dibela-belain masih membuka mata nih demi X Light, kami pun punya leader pemirsa, jelang H-2 jam! Makasiih ya Mba-Mba perangkat CH, kalian semua kereeeennn!!!

Ini adalah filosofi logo kami

Filosofi Logo X Light
Sumber: dokumen X Light

Dan ini adalah denah CH kami, hayoo coba temukan rumah Viana di mana? 😃

Denah CH 17 X Light
Sumber: dokumen pribadi Viana dan X Light



Kunci Adaptasi

Kalau ditanya adaptasi, tentu saja semua Hexagonia harus beradaptasi. Bahkan menurut vi bukan saja kami, tetapi juga timfor, lho. Karena kami saat ini memakai wahana yang baru di Mayar (hihi kadang suka moody-an juga nih aplikasinya ketika diakses, tetapi untunglah dia engga ngambek-an 😄).

Menurut vi, adaptasi pertama yang harus dilakukan adalah mengenali dan memahami dulu semuaaaa hal terkait Hexagon City. Bagaimana bentuknya *tentu saja hexagonal, lokasi geografisnya kalau dijelaskan, letak garis bujur dan lintang jika ada, sistem keberlangsungan hidup yang berlaku, sistem komunikasi yang diperbolehkan, daaan juga yang penting adalah CoC yang berlaku di sana.

CoC Ibu Profesional menjadi fondasi dan titik tumbuh bersama di sini. Serta dilampirkan sebuah pengingat bahwa di Hexagon City, semua adalah sama kedudukannya yaitu sebagai mahasiswi bunda produktif tanpa embel-embel dari dunia luar, kecuali peran-peran yang mungkin diambil hanya di dalam Hexagon City. 

Sumber: dokumen pribadi Viana

Adaptasi kedua adalah HATI yang BAHAGIA dan legowo menjalani peran sebagai mahasiswi dan warga kota. 

Pasti akan ada beragam perasaan yang akan muncul dari dinamika kota yang terjadi dan mungkin akan terjadi, tetapi bahagia dan legowo insyaallah akan menjadi modal berharga yang tak tergadaikan (eh di Hexagon City memang engga ada pegadaian ko, hihi) oleh hal apa pun lainnya. Semoga semua akan selalu baik-baik saja yaa. Aamiin.


We are a Dreamer

Ingat lagunya "Dreamers" yang dilantukan Jungkook, member BTS saat Piala Dunia di Qatar? Meskipun vi bukan penggemar K-Pop dan dunia Korea, tetapiii suka sih nyobain makanannya hihi apalagii jika nanti berkesempatan bisa menjejakkan kaki di negeri ginseng itu.

Vi tuh senang banget kalau diminta bermimpi, menguntai mimpi, memulas mimpi, dan semoga memanen mimpi-mimpi. Jadi tiba-tiba saja tadi teringat liriknya Jungkook yang ini,

"Look who we are, we are the dreamers
We make it happen, 'cause we believe it
Look who we are, we are the dreamers
We make it happen, 'cause we can see it"

Nah di etape ketiga ini kami diminta menceritakan kesediaan dan harapan untuk membangun kota.

Sumber: dokumen pribadi Viana


Bismillah

Sebagai warga kota sangat berharap kota Hexagon City sebagai kota yang aman tenteram, gemah ripah loh jinawi, maju kotanya, cakep arsitekturnya, tetapi dengan lanskap yang hijau karena menjadi penjaga bumi. 

Futuristik. Eksotik. Unik.

Ketiga kata ini yang vi idamkan berada di Hexagon City. Kalau disambungkan dengan kota masa depan ala film-film atau mudahnya bisa juga dari film Doraemon bahkan di serialnya yang menggambarkan Bumi di masa depan.

Vi tuh kepengen kota yang hijau di mana-mana, berlimpah cahaya di semua sudut, sebagai seorang pelukis cahaya, elemen yang berkilau ini tuh pentiiinggg banget! Bisa mengisi alveoli dengan udara yang sejuuuk, bisa mendapat semangat dari arunika pagi hari, dan mengemas cerita harian dengan memandangi swastamitha dari atap rumah, hihi.

Selain itu pengen ada transportasi yang modern, kalau maunya sih coba bisa berpindah tempat seperti zaman Nabi Sulaiman ketika seorang alim bisa mengalahkan kekuatan jin ketika alim tersebut berkata bisa memindahkan negeri Saba sebelum Nabi Sulaiman berkedip. Masyaallah canggiiihhh kaan?

Kalau untuk di zaman kita dan di Hexagon City ini cukuplah mungkin ya kendaraan bebas emisi, minimalis tanpa mengalihkan fungsi, dan yang paliiiiing vi idamkan banget adalah banyaknya buku-buku yang beterbangan laiknya burung. Meskipun nih gadget sudah semakin canggih, tetapi buku cetak tetap menarik.

Harapan kedua adalah semoga terpilih leader-leader di jenjang berikutnya yang pengayom. Menggandeng warganya dengan penuh perlindungan, kehangatan, dan bersahabat, ikhlas melayani dan berbagi untuk warga. Bersabar dengan ide-ide warga yang unik-unik dan berempati untuk semua kasus yang dialami warga. Kreatif dan solutif untuk mengajak warganya kompak membangun kota.

Serta harapan terakhiiiiir adalah semoga tidak ada lagi warga yang pamit dari Hexagon City. Berharap bangeet kami bisa terus bergandengan tangan hingga lulus semua zona yang harus kami kenali selama di batch ini.

Semangaaaattt semua!!!

Salam X Lighter 🔥⚡️
Viana Wahyu 😘











Posting Komentar untuk "Jejak Kedua Kelana "Arunika Loka" Hexagon City"