Sabtu, 15 Maret 2008

"PenaNtian"

Rasanya tak akan ada yang suka dengan kegiatan ini..menunggu...waiting..ngenteni...apalagi dalam ketidak pastian...Belum lagi saat ternyata harus dibumbui dengan birokrasi yang rumit..

iDeaLisMe

"Ingatlah sumpah jabatan kita kepada Tuhan..
yang kita ikrarkan bersama slalu jadikan pegangan
janganlah membuat perbedaan
terhadap miskin kaya..
bekerja dengan tulus ikhlas
mengabdi mengemban amanat bangsa...

tugas sucimu sebagai penyelamat
seluruh wanita di mayapada..."
(Mars IBI-Ikatan Bidan Indonesia)

penggalan lirik yang kudapat saat zaman Ospek dulu kini makin terngiang...Sebab memang tugas ini bukan main2...sebab taruhannya nyawa !!!

Bahkan saat Yudisium terakhir da Pidato bapak KadinKes..Jika nanti ada di antara anda semua di sini yang ikut politik maka SIP (Surat Ijin Praktik) anda akan saya cabut !!

Tidak boleh berpolitik..?! Hmmm perasaan di AD-ART Kesehatan ndak ada yang mengatur Seorang tenaga kesehatan dilarang ikut aktivitas Politik...Wong sebenarnya diri ini malah pingin sekolah advokat...Jadi advokatnya bidan hehe...Sebab isu malpraktik begitu mengerikan...Yang tidak selalu kesalahan itu akibat kelalaian sang nakes.

Yah, kalopun memang dengan label nakes ini membuatku tdk bisa ikut berpolitik (atau kayaknya bapaknya yang ndak mudheng bener ttg aktivitas politik deh..) setidaknya aku bisa tetep menjadi penyelamat para perempuan saat mereka dalam pertaruhan nyawa...

Idealisme-ku seolah terlepas saat ku masuk ke civitas akademika di bawah depkes ini...Memang idealisme itu tak bisa "saklek"...saat ia berada di dunia nyata...sebab banyak benturan2 yang akhirnya membuat banyak toleransi di dalamnya...saat ternyata idealisme itu dipertaruhkan...
namun idealisme sebagai seorang muslim harus tetep dipertahankan....diperjuangkan...

:: Hero City...Ah, aku ingin mengabdi di kampung halaman...



Senin, 03 Maret 2008

Yuk Rame-rame Rayakan Bajakan...! (kritik atas bajakan film AAC)





Hanung Bramantyo said : saya di bajak yang kemudian keuntungan yang saya terima sedikit.(Ah, lagi-lagi kalau kita bicara materi tidak akan ada habisnya).Mari kita membebaskan diri dari kecenderungan menilai pembajakandari unsur materi. Hal paling besar dari pengaruh bajakan adalah:Penonton tidak dididik menghargai kualitas terbaik dari sutradara. 

Film Ayat-Ayat Cinta , sekalipun di bajakan bisa diikuti jalanceritanya, tapi bukan kualitas terakhir dari sutradara-producer dankru serta pemain. Bajakan tersebut diambil dari hasil mentah yangmasih ada di mesin editing studio MD. Artinya belum ada music yanglayak (Masih musik kasar yang diambil dari film Schindler list,Kamasutra, Pasion of Christ, dsb), belum ada tata suara yangmendukung seperti suara Ustadz Jefri melantunkan ayat dan doa, suaraFahri di masjid Al Azhar saat Talaqi masih suara cewek, suara-suaraatmosfer lalu lintas di Kairo juga belum masuk. Pendeknya, hasil dari> bajakan tersebut belum layak untuk menjadi bahan apresiasipenonton. Jika sudah begitu, apakah penonton juga layak menilaisebuah produk yang memang belum layak untuk di apresiasi?

Kabarnya, saya mendengar justru yang mengkonsumsi AAC bajakan kebanyakan umat muslim pecinta novel AAC. Semoga berita itu tidakbenar. Tapi terlepas dari semua itu, saya menyayangkan sikapsiapapun yang terlibat, baik membajak maupun mengkonsumsi bajakantersebut. Apalagi melakukan penilaian atas dasar film bajakantersebut yang kemudian menghasut, mencerca dan menjelek-jelekkanfilmnya dan calon penonton yang mau menonton di bioskop. Saya hanyabisa berharap kepada Alloh untuk memaafkan orang-orang yangmelakukan itu. Bagi yang tidak melakukannya, saya ucapkan terimakasih yang paling dalam. Kepadanya, saya hanya berharap doa untuksaya tetap sabar dan tidak terpengaruh.> Jujur, sekali lagi bukan materi yang saya kejar. Lebih dariitu, film ini telah membuat saya mencintai lebih dalam agama Islam,karena keindahan Quran yang menekankan kesabaran dan keikhlasanumatnya.> Robbana Afrigh alaina Sabran, Wa tsabit Aghdamana wansurna 'alalqoumil kafiriin ...


Ekky Imanjaya said (produser Film yg kini di Luar negeri ):soal pembajakan, saya ingin sekali bicara.intinya, saya sedih, maling kok dibela? nyolong kok bangga? nyopet kokdirayakan?tentu saja ada anomali atau perkecualian.tp membajak karya anak bangsa sendiri sangat keterlaluan!itu mencuri namanya, dzalim.nanti penjelasan lebih lanjut dari argumen saya ini, saya akan postingasap.(from Milis FLP –Forum Lingkar Pena)

Saudaraku yg kucintai karena ALLAH…Jika seorang Hanung saja saja bisa berkata seperti itu, apa yg akan antum katakan saat fenomena nonton Film bajakan itu mulai berkeliaran kemana2…?? Yah, semua memang pilihan, bisa nonton aja di bioskop…nunggu VCD Originilnya ada…atau malah rame2 liat bajakannya juga..

Seperti disampaikan dalam acara bedah Film AAC di Unair, 29 Februari kemarin kang Abik (sapaan buat habiburrahman el shirazy) bilang kalo Master of Film AAC di Indonesia Cuma ada di 4 orang, yang semuanya itu adalah orang2 perfilman atau pihak2 Production House…Lah, yang sudah antum dapatkan atau malah sudah ditonton rame2 atau sembunyi2 itu darimana..??

Saat ikut mengomentari bajakan itu saya pun sadar sepenuhnya bahwa saya bukan siapa2 dan bukan apa2 untuk ikut2an rame berkomentar, tapi saya punya hak bersuara…Sungguh, saya tidak rela saat karya seorang ikhwah (Habiburrahman el Shirazy) yang best seller kemudian ada apresiasi perfilman Indonesia untuk membuat Filmnya kini dibajak…dijiplak…dan yang menikmati adalah antum semua…Muslimin !!!

Mungkin benar kata seorang sister : mereka tak pernah menulis, jadi tak pernah tahu rasanya jika karya original yang telah memeras otak tiba2 dibajak..diplagiat..!! Dan saya ingin melihat dari sisi simpel saja jika antum yang saat ini diperlakukan seperti itu bagaimana..???

Kata kang Abik : saya sebenarnya tidak masalah saat ada karya2 bajakan AAC, sebab royalti (honor menulis) sudah sangat banyak…bahkan insyaALLAH novel beliau akan ditranslate ke English dan dipasarkan di luar negeri……

Saudaraku…sekali lagi saya ingin mengajak untuk bisa berfikir bijak saat kita penasaran dengan film itu, di tengah kontroversi nonton di bioskop, dalam penantian hadirnya VD originil atau pemutaran di Televisi…Beginikah kita memberikan apresiasi kita pada dakwah..?? Pada saudara kita yang telah berhasil melakukan ekspansi dakwah..?? Lihatlah kini makin banyak yang jadi baca AAC bahkan akhirnya mereka yang tak pernah kenal Islam pun kini jadi sering baca Ayat2 CintaNya (baca : AL Qur;an)…

So, memang pilihan saudaraku….Tapi jika bisa pilihlah yang benar, jangan rame2 etriak maling tapi kita juga malingnya..Astaghfirullah…Jika mau yuk kita nonton rame2 ke bioskop…Kita booking pas hari itu buat WOMEN ONLY (akhwat) jika memang masalahnya pada bioskopnya…Jika kita tahu, Fiqh itu tdk pernah mempersulitkan kita, hanya kita yang mau belajar atau tidak. So, jangan sampai kita mengharamkan yang lain tapi kita menghalalkan yang harusnya haram karena ego kita…atau malah ketidak tahuan kita

Jika kita sering mengkritik film2 Indonesia yang gak mutu…maka saat karya Islam muncul ke permukaan berilah apresiasi tertinggi atas nama ISLAM…Jika banyak complain karena film tak sama dg novel, karena realita tak seindah tafsir fikiran kita ya berikan bukti…Bikin film sendiri dg semua manajemen atas nama ISLAM…Piye, siap ora..??? kalo belum siap hargai dong, karya anak bangsa…jangan malah menghargai kepingan VCD bajakan…!!


030308 in Hero City
, saat hati tergerak menulis karena sayangku pada saudara2ku yang tanpa bersalah melihat film bajakn itu, padahal seperti tanggapan di milis FLP, yang asli ma yang bajakan beda lho…Thanx for my sister, who always fight to get u’r dream with u’r capability on English…