Seandainya Tak Ada Yang Namanya Kebun Binatang (1)
Hari Ahad kemarin ragu-ragu mau ke
Ragunan. Soalnya ritme hujan tak bisa ditebak. Semalaman hujan, paginya berhenti. Pas
akan berangkat hujan. Pas sudah dicancel ternyata reda. Maklum pula sebagai
keluarga kecil jika bepergian kami masih setia dengan kuda besi, jadi kalau
panas ya ngerasa panas, jika hujan kehujanan hihi. Tapi Cuma Ragunan, kebun
binatang yang bisa dan mudah dijangkau dari Depok dibandingkan jika harus ke
Taman Safari, dan pastinya murmer (hihi emak-emak banget).
Sebab cah bagus sudah minta
diajak ke Ragunan sudah beberapa waktu yang lalu, jika tidak dituruti nanda
imoet akan terus merajuk dan menagih janji (kalau ini sih nagihnya ke ayah
hihi). Akhirnya justru pas ketika kami akhirnya membulatkan tekad menerjang
hujan air yang masih gemericik dan sudah bersiap menjadi pasukan rangers malah
hujannya berhenti. Horeee..capcuss deh ! Bismillah.
Destinasi pertama adalah ke
Stasiun Depok untuk naik CL* Commuter line* plus ini jadi makanan wajib nanda
kalau wiken maunya naik kereta ke mana-mana (hihi train maniac). Turunlah kami
di stasiun Pasar Minggu. Dari sana lanjut naik taksi deh menuju Ragunan (hihi
ini si ayah memanjakan bunda yang udah kipas-kipas aja karena hot di jalanan). Kalau
bisa sih nyegat taksinya agak jauh dari stasiun Pasar Minggu, sebab kalau tepat
di depan stasiun tak akan ada yang mau berhenti, plus rebutan reek, ama
penumpang lain yang juga ingin naik taksi !
Hap...akhirnya nyampee dehh di
Taman Margasatwa Ragunan. Jepret-jepret dulu deeeh !Tapi teuteup yang boleh
dipajang yang face bundanya Azzam ga jelas di kamera ya hiks..kata ayah yang
bagus buat dipajang di album dan pigura kamar aja (no komen dah kalu udah
diwarning gini, soale istrinya narsis hihihi).
Karcis masuknya murah (dibanding
kalau buat jajan lo ya,,,sebungkus ketoprak aja enam ribu loh hehe). Abis dapat
karcis trus masuk deh ke rumahnya hewan (hiks atau penjara hewan ya huwaaa...).
Ehh pas masuk di pintu gerbang pengunjung ada yang main jepret aja ke
kite-kite. Bapak-bapak yang biasanya moto pake kamera polaroid tuh. Tapi cuek
aja dah.
Naah...masuk ke Ragunan langsung
menuju ke site favorit, yakni di kolamnya Flamingo, yang berada di taman air
buatan yang ada patung gajahnya. Yang di bawah pohon akasia (kalau ga salah)
dengan kursi-kursi besi di bawahnya. Alhamdulillah suasana ceraaah jadi
jepret-jepret lanjuut dah (Ga tau ayah sudah geleng-geleng berapa kali ngeliat
hobi istrinya hihi).
Agak kesiangan sebenarnya datang ke Ragunan jam 10...kata mba Eni, suhu nulis yang tinggal di Jagakarsa, enak ke Ragunan itu jika jam 6 pagi, saat Flamingo dilepas dan bisa ngasih makan. Pasti aseek..asal bukan singa aja yang dilepas ya hihi.
Ini site favorit di Ragunan |
Agak kesiangan sebenarnya datang ke Ragunan jam 10...kata mba Eni, suhu nulis yang tinggal di Jagakarsa, enak ke Ragunan itu jika jam 6 pagi, saat Flamingo dilepas dan bisa ngasih makan. Pasti aseek..asal bukan singa aja yang dilepas ya hihi.
Lalu kami jalan menuju ke selatan
taman Flamingo. Dan mencari view yang bagus buat...makaan ! tak terasa
perjalanan Depok-Ragunan aja bikin lapar (hihi alesan karena emaknya Azzam
jarang jalan kaki:D) . Banyak juga yang pacaran di tempat umum gitu. Hiks
mengenaskaann ! Harusnya mereka berkaca ama ordo Primata ya...sama atau ga
dengan tingkah mereka heuheu. Ada juga yang make lapangan hijau itu untuk makan sekeluarga dengan menggelar tikar. Oya kalau ke sini ga perlu bawa tikar, karena banyak ibu-ibu penjual tikar dengan harga murah. Ada juga yang lagi kajian per kelompok hihihi. Sayang mau moto takut diprotes orang nanti hehe.
Dan setelah kenyang, cah bagus
ngajakin naik kereta kelinci (kalau di Jawa disebut sepur mini di rumah Eyang Madiun, tapi kalau di rumah
Eyang Sidoarjo namanya kukuruyuk hihi). Sayang rute perjalanan kereta tergolong
singkat, hanya bisa melihat satwa gajah,
rusa, kijang, babi, sedikit kawanan burung dan lainnya adalah bangunan-bangunan
dan jalanan yang menurutku tergolong asri dan lebih bagusss jika dibandingkan
dengan KBS, Kebun Binatang Surabaya yang kian mengenaskan.
Sampai kembali di stasiun kereta
Azzam ngajak lihat Gajah dan Rusa (ternyata jalan kaki masih lanjutt
sodara-sodara), liat Gajah Sumatera kasihan karena mereka dirantai. Ada 4 ekor
gajah..yang 2 di dalam dan yang 2 di luar. Hanya ada semacam kanopi berbentuk
jamur raksasa dari semen yang jadi pelindung, itu pun sepertinya tak berfungsi
maksimal bagi naungan gajah yang di luar. Kasihaan..!
Ini gajah Sumatera di Ragunan |
Ehh, ada reporter stasiun teve
tuh di depan kandang Gajah, tahu aja ada artis dari Depok lagi ke Ragunan ya...boleh
gak ya numpang nampang? Hihihi emak-emak narsis, tapi berhubung ama ayahnya
Azzam kudu jaim lah hihi.
Lalu pindah ke kandang rusa. Waah...senengnyaa
cah bagus Azzam. Berhubung ga ada yang jual kangkung atau wortel (ini bukannya
makanan kelinci ya harusnya) seperti kalau pergi ke KRB*Kebun Raya Bogor*
jadilah Azzam ngasih makan dari dedaunan. Azzam ngasih daun yang masih hijau
atau yang sudah kering pun rusa-rusa seneng, pas bunda ngasih makan juga
seneng, tapi giliran ayah berpose mau ngasih makan plus pake daun kering
rusanya ga ada yang mauuu...hehe, maaf ya, yah, anda kurang beruntung.
Lalu Azzam ngajak jalan lagi
(haduh, padahal emaknya sudah gempor hiks) dan kali ini bertemu dengan Gajah
lagi yang dia hanya sendirian. Tapi dia bebas tanpa dirantai. Bahkan sampai
melongok jauh mendekati pengunjung yang ngasih makan dari pagar pembatas, hanya
saja ada semacam parit kering di antara gajah dan pagar yang kasihan jika
sampai si gajah nyemplung ke situ, siapa yang kuat ngangkat hehe.
Udah masuk Dhuhur dan jadi alasan
bunda buat ngajak Azzam pulang (plus rayuan sebenarnya biar ga ngajak
jalan-jalan lagi hihihi,,capeek) buat sholat di luar kebun binantang, meski ada sih mushola, tapi sekalian keluar aja, soalnya mushola di dalam banget lokasinya. Pas pulang melewati reporter tv tadi ternyata
dia lagi gendong ular sanca..masya Allah besaaar ! dan dikalungkan ke lehernya.
Ihh.mau foto tapi moal ah, ular gitu loh..weww ! see you deeh...
Akhirnya kami pulang meninggalkan
Ragunan. Eeh, ternyata ada yang mengikuti kami..salah satu bapak-bapak yang
tadi memotret kami menawarkan hasil jepretannya. Hmm..padahal masih bagus hasil
jepretan eike, tapi si bapak maksa aja. Vi sudah putusin ga ngambil karena
nawar separuh harga ga dikasih, ngajak ayah serta Azzam segera angkat kaki
(biasa jurus emak-emak kalau nawar di pasar), tapi ternyata si bapak masih
ngejar-ngejar juga. Dan akhirnya dia ngasih juga tuh foto dengan separuh harga.
Antara kasihan dan tega sih sebenarnya, soalnya pernah dengar kalau kertas
polaroid gitu bisa dicuci ulang lagi kan? Ah, tapi ya sudah deh..semoga bisa
jadi penglaris dagangan bapaknya hihi.
Nantikan jalan-jalan ke kebun
binatang seri 2 yaa...saat sebenarnya para hewan itu tak perlu ada di kebun
binatang hiks..hiks..Saat kita bisa pulang ke rumah usai melihat binatang di taman margasatwa, sedang mereka ? Mereka tak lagi punya rumah. Sedangkan rumah mereka adalah alam, bukan kebun binatang.....(to be continued).
2 komentar untuk "Seandainya Tak Ada Yang Namanya Kebun Binatang (1)"