Berkomunitas? Jauhi 5 Sifat ala Barnacle, yuk!



Are you ready?

Yes, captain!

Masih ingat film anak yang sering ada pertanyaan demikian? Cluenya, setting tayangan fiktif ini mengusung tema lautan.

Yes, betul! Film itu bertokoh utama spons kuning ๐Ÿ˜€, hihi. Pernah memperhatikan tidak jika ada nama tokoh yaitu Barnacle boy. Nah, Barnacle sendiri yang merupakan nama dalam bahasa Inggris, ternyata beneran ada di dunia nyata, lho!

Di Indonesia, Barnacle dikenal dengan nama Teritip! Dia bukan organisme yang suka ngintip lho, ya. Eh, tapi bisa juga sih jika ditelusuri kehidupannya yang melekat pada 'inangnya', suka mengintip dan mengikuti pergerakan tempat yang ia tinggali secara diam-diam saja.

Jika perahu, kayu, bahkan organisme laut yang suka Teritip jadikan tempat tinggal bisa menjadi berkerak, aus, bahkan usai masa hidupnya, maka Teritip/ Barnacle dalam perahu komunitas juga ada, nih.

Ga percaya? 

Simak deh Pantangan dalam Berkomunitas berikut ini. Jangan sampai ada jiwa Barnacle dalam diri kita ya.

Satu, hindari menjadi silent reader. Duh namanya serupa hunter, ga sih  hihi. Kalau hunter mah keren. Kalau silent reader di sini ialah mereka yang ikut komunitas tapi tak pernah muncul, gaes. Entah menyimak atau tidak, tapi tak pernah meninggalkan jejak dan masih tetap dalam persembunyiannya. ๐Ÿ˜€

Merugikan ga sih menjadi silent reader? 

Sebenarnya, komunitas itu didirikan oleh manusia yang berharap ada kebaikan dan pergerakan bersama. Begitu bukan? Nah, jika dalam komunitas memerlukan karya bakti, lantas penghuninya diam saja, maka buat apa dong berada dalam komunitas.๐Ÿ™ˆ Jika ditanya, ga ada yang jawab. Kalau ditanya pendapat, diam saja. Coba kalau posisi kita ialah para founder atau pengurus komunitasnya. Bagaimana jika ada anggota yang seperti ini? Hihi, tidak nyaman bin gemes yaaa.

Dua, membuat komunitas di dalam komunitas. Ini sama dengan membuat rumah di dalam rumah tangga, eeh! Beda atuh, ya. Komunitas dalam komunitas ini ialah para member yang merasa cocok dalam komunitas lalu mereka membuat 'kehidupan' sendiri. Kebanyakan komunitas tidak menerima model pasukan seperti ini, ya. Rasanya seperti dinomor duakan ga, sih ๐Ÿ˜‚. Sakit dan pahit, kan.

Tiga, sebisa mungkin jangan late respon. Meski kita bukan customer service yang sigap melayani chat dan aduan publik, minimal banget kita upayakan gercep alias gerak cepat jika dalam kondisi longgar. Apalagi biasanya dalam komunitas sudah ada kan jadwalnya, nah bisa kita ikuti keteraturan itu dengan mengatur ritme kita juga. Jadi misal nanti akan ada diskusi, maka kita sudah siap dan tak menjadi pasukan yang terlambat.

Pada kondisi tertentu, terlambat tetaplah manusiawi, ya. Namun bukan selalu menjadi alasan pemakluman. Maka komunikasi atau izin yang menjadi jembatannya.

Malahan kalau dalam dunia yang disipilin tinggi  meski sudah izin namun terlambat, tetap dapat hukuman, lho ๐Ÿ™ˆ. Saya pernah mengalami dulu saat menjadi pasukan dalam salah satu wadah self defense, padahal sudah izij tapi saat masuk barisan tetap harus push-up ๐Ÿ˜‚.

Empat, jangan membuka aib saudara. Sebagai perempuan, kadang tanpa sadar, suka membuka aib saudara, bahkan aib sendiri ๐Ÿ˜ฅ. Nah, jika menemui ada kesalahan, sikap tidak tepat saudara kita dalam komunitas yang melanggar CoC, maka menjadi tugas kita untuk mengingatkan dalam kebaikan dengan cara yang halus dan tidak dinasihati di muka umum (grup).

Bila memang tidak bisa, kita boleh menyampaikan pada atasan untuk menangani teman pasukan yang kurang benar sikapnya.

Lima, jangan jadi selonong boy! Dalam dunia komunitas, masuk ke komunitas tanpa izin, keluar tanpa pamit, membagi sesuatu ke dalam komunitas tanpa sumber yang jelas, bahkan menyebarkan info dari dalam komunitas pada dunia luar tanpa izin, kira-kira bagaimana tuh? Datang tak diundang, pulang tak diantar, duh kan jadi seram ๐Ÿ™ˆ๐Ÿ˜‚

Dalam hidup rumah tangga saja yang skalanya lebih kecil, hal tersebut bisa menjadi perusak rumah tangga. Apalagi jika ini terjadi dalam komunitas, bukan? Maka izin adalah hal mutlak yang menjadi kenyamanan bersama ๐Ÿ˜Š

Nah, lima hal tadi ada pada diri Barnacle atau Teritip yang 'numpang' tanpa izin, sering menempel di kapal laut, perahu, tiang dermaga dan tubuh hewan laut yang bercangkang, ia menghabiskan waktunya tanpa memberikan manfaat bagi inangnya, bahkan menimbulkan kerugian.

Semoga kita bisa berkomunitas dengan bahagia dan saling membahagiakan, ya. Jauhi sikap parasit bahkan toksik yang menjadi sebab munculnya simbiosis parasitisme yang merugikan inangnya.

Para Ndan Pejuang Literasi pasti tidak ada yang menjadi Barnacle ๐Ÿ˜. Karena sejatinya komandan di PL adalah kstaria yang tangguh mengarungi samudera seperti para nenek moyang kita. Nenek moyangku seorang pelaut ... Gemar mengarung luas samudera ... Dikejar ombak tiada takut ... Menembus badai sudah biasa ...

Kesatria itu pantang berlaku diam-diam, ia bergerak dengan gagah berani menyuarakan kebenaran.


 

Cukuplah Barnacle sebagai nama saja yang ada di dunia nyata, sedangkan laku dan kisahnya yang parasit cukup menjadi fiktif sebagai pengingat kehidupan. Jadilah para pejuang yang tangguh seperti pengarung samudera. Jayalah #PejuangLiterasi #Hessakartika

Semangaaat belajar Ndan teman-teman di #kelasmenulis #kelasbatalyon #misiasik2



24 komentar untuk "Berkomunitas? Jauhi 5 Sifat ala Barnacle, yuk!"

Ichin 30 Oktober 2020 pukul 18.03 Hapus Komentar
Bagus
Rumaharsa 2 November 2020 pukul 14.53 Hapus Komentar
ikut ke suatu komunitas pasti ada tujuan, misal krn hobi yg sama, ingin belajar suatu hal yg komunitas tsb tawarkan atau sekedar ajang reuni. tentu tidak mudah bagi semua orang untuk bisa membaur dalam setiap komunitas yg diikutinya. bisa jadi krn dia merasa minder, kurang pengetahuan atau memang krn kesibukan. nah, bagi anggota yg memang biasanya "rame" ngga ada salahnya juga ngajak komunikasi ke semua anggota, merata, tidak hanya anggota yg sering nongol saja.
memang ngga enak bgt ya mba klo jd pengurus komunitas, koq membernya "saya manut aja" atau "saya ngikut yg lain" berasa pengen ngunyah gorengan. hahaaa
inilah dinamika berkomunitas, bersosial tidak hanya di dunia nyata, pun juga di dunia maya
Listiorini Ajeng Purvashti 2 November 2020 pukul 14.56 Hapus Komentar
Aku waktu itu ikut komunitas sering silent reader, kerasa ga ada manfaatnya. Sekarang aku coba aktif pengen nambah komunitas malahan. Seru kan ketemu temen baru saling sharing~
Rina Darma 2 November 2020 pukul 15.03 Hapus Komentar
Datang tak diundang pulang tak diantar wahahaha... Ada juga yg kaya gini ya, Mbak?^^
Queen Aulia 2 November 2020 pukul 15.05 Hapus Komentar
Aku sering nih jadi silent reader ๐Ÿ™ˆ๐Ÿ™ˆ dasarnya pemalu dan introvert
Indah Ladya 2 November 2020 pukul 15.09 Hapus Komentar
Wah setuju nih, kadang saya gatau mau nimbrung gimana, alhasil suka jadi silent reader. Tapi sekarang udah mulai menggebrak diri sendiri supaya aktif, karena sebenernya banyak banget manfaat dari berkomunitas ini, jadi jangan sampe udah masuk eh malah jadi silent reader doang ๐Ÿ˜…
Annisa Prasetya 2 November 2020 pukul 21.06 Hapus Komentar
Komunitas merupakan rumah juga yang memiliki angoota-anggota yang wajib dihormati....keberadaan komunitas ini sejatinya juga membawa banyak manfaat....saya juga kadang menjadi silent rider..tapi kebanyakan sering kelewat mengikuti obrolan,....jadi pas pengen mulai bersuara bingung mau bicara apa..hehehe
Jezibel Alfiya 3 November 2020 pukul 07.34 Hapus Komentar
Aku kagum sama permisalannya Mbak, yaitu mengangkat Barnacle. Jujur untuk menjadi seseorang yang nggak silent reader itu agak susah. Sekalinya nggak buka hp lama, tiba-tiba chat udah banyak dan nggak ngerti ngobrolin apa. Ujung-ujungnya, jadi nggak deket sama yang lain.

Tapi sekarang aku sedang mengusahakan untuk aktif agar banyak teman dan relasi juga hihi, karena itu salah satu guna ikut komunitas๐Ÿ˜Š
Fina 3 November 2020 pukul 08.13 Hapus Komentar
Makasih mba pengingatnya. Sesekali harus muncul emang, gak boleh jadi silent reader melulu๐Ÿ˜…
Viana Wahyu 3 November 2020 pukul 12.35 Hapus Komentar
Alhamdulillaah ๐Ÿ˜Š
Viana Wahyu 3 November 2020 pukul 12.50 Hapus Komentar
Iya mba, betul, semua kembali ke personalnya ya. Semoga kita dimudahkan untuk terus belajar menjadi baik di berbagai komunitas atau habitat mana pun yang kita tempati ya, Mba. Nuhuun atas kunjungannya ๐Ÿ˜
Viana Wahyu 3 November 2020 pukul 12.52 Hapus Komentar
Asiikk, semangaat mba. Semoga dimudahkan menemukan komunitas-komunitas yang baik dan menebar inspirasi ya, mba. Terima kasih kunjungannya ๐Ÿ˜
Viana Wahyu 3 November 2020 pukul 12.53 Hapus Komentar
Hihii ada mba ๐Ÿ™ˆ mungkin kendala kesibukan yang ga sempat pamit ya, semoga kita dimudahkan selalu untuk bersikap baik di mana pun ya, mba. Terima kasih sudah mampir, Mba ๐Ÿ˜Š
Viana Wahyu 3 November 2020 pukul 13.00 Hapus Komentar
Hihi padahal sudah banyak yang nunggu komen Mba Aulia yang pinter nulis nih, semangaat mba ๐Ÿ˜ Terima kasih ya kunjungannya
Viana Wahyu 3 November 2020 pukul 13.02 Hapus Komentar
Wah, iya mba, kadang teman-teman di grup itu menunggu kemunculan kita, ya ๐Ÿ˜€ Semangat, mba semoga menjadi inspirasi bagi komunitasnya. Nuhun sudah berkenan mampir mba ๐Ÿ˜
Viana Wahyu 3 November 2020 pukul 13.04 Hapus Komentar
Ih, sama mba, kadang keliwat ikut chat pas grup lagi rame-ramenya yaa, apalagi kalau sudah jam malam tapi grup masih on, hihi. Yang penting sudah ada niat ya, mba semoga dimudahkan jalan kita aktif di grup. Nuhuun sudah ninggalin jejak di sini, Mba ๐Ÿ˜
Viana Wahyu 3 November 2020 pukul 13.06 Hapus Komentar
Sama-sama saling belajar ya, Mba. Hihi analoginya tiba-tiba muncul aja pas kebetulan baca majalah anak, eeh ternyata unik banget dia ๐Ÿ˜€ Semoga kita dimudahkan untuk aktif di komunitas kita ya, Mba. Terima kasih sudah kenalan dengan Barnacle di sini, Mba hihi ๐Ÿ˜
Viana Wahyu 3 November 2020 pukul 13.08 Hapus Komentar
Kembali kasih, Mba. Iya nih, semangat yuk mba kita, mencoba membuat nuansa positif dengan kehadiran kita walau kecil yang bisa kita lakukan ❤. Terima kasih sudah berkunjung, mba say
srisubekti.com 3 November 2020 pukul 13.46 Hapus Komentar
aku juga kadang cuma jadi silent rider karena terlalu banyak komunitas dan WAG, mau keluar juga ga enak....terima kasih udah diingatkan..lebih baik fokus pada satu komunitas tapi kita aktif ya Mbak...
Terima kasih dan salam hangat
sita 3 November 2020 pukul 19.47 Hapus Komentar
di bbrp grup WA jujur aku pasif mbak juarang banget komen. mostly krn di invite, trus bingung mau komen apa krn lama pasif hehehe
Sarah 4 November 2020 pukul 07.57 Hapus Komentar
Berasa tertohok๐Ÿ™ˆ aku sering banget jadi silent reader dan late respons๐Ÿ˜ญ kadang memegang hp pas anak2 tidur, kalau group aktif ud ribuan, akhirnya aku jadi silent reader, kalau ada yang tag alhirnya aku balas japri๐Ÿ™ˆ semoga ke depan aku bisa lebih aktif, huhuhu, ga mau banget jadi seperti si Barnacle๐Ÿ˜ญ
Ibukkanne 4 November 2020 pukul 16.45 Hapus Komentar
Klo grupnya sepi dan cenderung individualis aku lebih suka silent reader. Klo grupnya isinya org2 yg emang suka berkomentar nah aku baru deh bersuara hihi
Dewi Rieka 5 November 2020 pukul 07.12 Hapus Komentar
Iya, kadang bingung dengan anggota yang silent reader, apakah mereka cukup nyaman di grup atau malah tidak menyimak sama sekali alias tidak pernah membaca yang dibagikan di grup komunitas hehe sebaiknya sih lebih aktif minimal kenalan ya..
Salamahy 5 November 2020 pukul 21.34 Hapus Komentar
Silent reader,suรฑit berubah jika itu sudah watak. Namun jika karena diperlukan, kenapa tidak?