Selamat Hari Buku Sedunia
Baca, baca, baca
dan tulislah semua yang telah kau baca
dan ajarkan baca, baca, baca dan tulis untuk generasi kita
MencintaiNya lewat buku
agar kelak buku yang kita terima di yaumul hisab akan membuat kita tersenyum
Ayooo segera ambil pena dan teruslah bersemangat menulis buku
NB: jangan lupa beli buku-buku saya juga yaaa :D
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Senin, 23 April 2012
Rabu, 18 April 2012
Awanku dan awanmu
Meski hakikatnya tak pernah berubah, namun sejatinya awan yang kau lihat di atas seseorang itu sama halnya dengan orang lain melihat naungan awan di atas kepalamu.
Semua episode kita itu sudah ada yg mengatur. Wa la taiasu min rouhillah. Jangan berputus asa dari rahmat اَللّÙ‡ُ
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Semua episode kita itu sudah ada yg mengatur. Wa la taiasu min rouhillah. Jangan berputus asa dari rahmat اَللّÙ‡ُ
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Rabu, 04 April 2012
Pena = indera keenam (?)
Bismillah
Pernahkah berfikir tulisan kita akan menjadi kenyataan di masa yang akan datang? Atau pena yang kita pakai untuk menggoreskan segala rasa dan logika adalah 'indera keena'm kita? Atau tanpa kita sadari kita adalah 'peramal' masa depan kita sendiri (atau orang lain) ?
MENGENAL JAHITAN KATA
Awalnya aku sekedar menulis gejolak rasa semasa dunia SMA yang berbunga-bunga dengan membuat cerpen yang tentu saja masih picisan dan sangat-sangat tidak sesuai eyd dan kaidah penulisan cerpen. Ada sahabat sma yang membuatku semangat menulis, dan salah satu di antaranya 'menantang' bahwa dalam setiap kurun yang kami sepakati, kami harus bisa menghasilkan cerpen dan nantinya akan dibaca teman-teman sekelas dengan cara kertasnya berpindah tangan ke tangan.
Waktu itu tak kenal facebook tapi sudah kenal majalah Annida (tahun 2001 gitu loh) jadi media berkomen teman-teman ada di bawah cerpen yang aku buat. Cerpennya pun aku tulis tangan di kertas folio yang biasanya untuk mengerjakan laporan pembukuan. Senang rasanya ada apresiasi pada tulisan amatiranku. Hingga tak disangka-sangka aku diikutkan lomba menulis cerpen bersama sahabat-sahabat yang suka menulis tadi oleh pihak sekolah. Aih, bangganya waktu itu...meski tak menang :) plus sudah punya nama pena, loh (meski nama ini pun juga sekedar temuan lamunan sang abg). Dan hanya dua kali saja rasanya aku mengirim cerpen ke Annida, hihi.
PETAKA YANG BERUJUNG MUSEUM
Mengerikan sebenarnya menyebut petaka, namun ada hal yang membuatku berhenti menulis, khususnya menulis cerpen (untuk diary aku masih setia menulisinya). Tokoh-tokoh fiksi yang kutuliskan beneran kutemukan kejadiannya di dunia nyata. Sebut saja A yang kupinjam karakter dan segala yang melekat di dirinya, ia kujalankan dengan alur cerpenku, dan hanya kuasaNya, aku mendapati A mengalami kejadian yang kutuliskan di cerpen! Dan itu berulang dengan cerpen-cerpenku yang lain.
Pernahkah berfikir tulisan kita akan menjadi kenyataan di masa yang akan datang? Atau pena yang kita pakai untuk menggoreskan segala rasa dan logika adalah 'indera keena'm kita? Atau tanpa kita sadari kita adalah 'peramal' masa depan kita sendiri (atau orang lain) ?
MENGENAL JAHITAN KATA
Awalnya aku sekedar menulis gejolak rasa semasa dunia SMA yang berbunga-bunga dengan membuat cerpen yang tentu saja masih picisan dan sangat-sangat tidak sesuai eyd dan kaidah penulisan cerpen. Ada sahabat sma yang membuatku semangat menulis, dan salah satu di antaranya 'menantang' bahwa dalam setiap kurun yang kami sepakati, kami harus bisa menghasilkan cerpen dan nantinya akan dibaca teman-teman sekelas dengan cara kertasnya berpindah tangan ke tangan.
Waktu itu tak kenal facebook tapi sudah kenal majalah Annida (tahun 2001 gitu loh) jadi media berkomen teman-teman ada di bawah cerpen yang aku buat. Cerpennya pun aku tulis tangan di kertas folio yang biasanya untuk mengerjakan laporan pembukuan. Senang rasanya ada apresiasi pada tulisan amatiranku. Hingga tak disangka-sangka aku diikutkan lomba menulis cerpen bersama sahabat-sahabat yang suka menulis tadi oleh pihak sekolah. Aih, bangganya waktu itu...meski tak menang :) plus sudah punya nama pena, loh (meski nama ini pun juga sekedar temuan lamunan sang abg). Dan hanya dua kali saja rasanya aku mengirim cerpen ke Annida, hihi.
PETAKA YANG BERUJUNG MUSEUM
Mengerikan sebenarnya menyebut petaka, namun ada hal yang membuatku berhenti menulis, khususnya menulis cerpen (untuk diary aku masih setia menulisinya). Tokoh-tokoh fiksi yang kutuliskan beneran kutemukan kejadiannya di dunia nyata. Sebut saja A yang kupinjam karakter dan segala yang melekat di dirinya, ia kujalankan dengan alur cerpenku, dan hanya kuasaNya, aku mendapati A mengalami kejadian yang kutuliskan di cerpen! Dan itu berulang dengan cerpen-cerpenku yang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)