"Bertahan dengan karya. Menulis sebagai terapi"
Entah karena batas ambang toleransi terhadap sakit yang sudah di atas rata-rata manusia atau karena sang makhluk bernama sakit itu sendiri yang sudah bingung cara mencederai jiwa yang terus melangkah meski perih meraja ?
Perjalanan lintas propinsi kali ini (halah padahal antara Jakarta-Depok aja hihi) seru ! Ada ilmu, pengalaman, refreshing, dan selalu kehebohan anak-anak dan untungnya tidak membuat emaknya rempong.
Sabtu kemarin ada acara syukuran milad bunda Pipiet Senja yang bersamaan dengan 40tahun karya beliau di Gedung Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Taman Ismail Marzuki Jakarta. Sebuah kehormatan tersendiri saat saya dapat bbm langsung dari beliau (bukan broadcast).
Paginya kepala agak pusing, sempat ragu saat suami nanya jadi berangkat atau tidak. Dan, akhirnya bbm bunda Pipiet sehari sebelum hari H yang membangkitkan saya, "empat hari ini saya wira-wiri RSCM terus, ambil darah, transfusi, ini itu......". Huwaah ! Saya langsung bergegas, masak pusing aja jadi kendor semangatnya untuk melangkah. Manini saja tak mudah menyerah.