Sebagai emak kepompong yang meskipun di dalam hutan kupu-kupu ceritanya terbungkus di dalam selubung di dahan pohon, tetapi di dunia nyata teteeep mengantar anak-anak ke sekolah dan berkegiatan di luar. Namun, di tengah kabar bahwa kota kami semakin memburuk nih kondisi udaranya, dan sedihnya hal ini berpengaruh juga ke kesehatan yang akhirnyaa membuat beberapa anak-anak teman sakit ispa.
Waktu tadi mengantar anak-anak kok yaaa sempat-sempatnya orang yang dibonceng di depan kami itu mengembuskan asap yang tidak baik. Pagi-pagi lagiiii, di tengah hiruk pikuknya orang-orang yang bekerja dan ke sekolah (serta mengantar anak saudara-saudara), pasti kan riuh sekalii tuh, alhamdulillah sih knalpot sekarang sudah tidak berasap mengepuuul kayak dulu (eh tapi itu sebenarnya emisi atau sisa pembakarannya ke mana yaaa?). Sampai-sampai karena keadaan kemarau ditambah beberapa wilayah sedihnya mengalami kekeringan juga, di grup RT ada himbauan agar warga tidak membakar sampah, menghemat penggunaan air, mengurangi aktivitas yang bisa mengganggu kenyamanan warga lain terutama di saluran pernapasan.
Hutan kupu-kupu gimanaaa ya? Duh masih belum bisa ngintip nih si emak kepompong. Teriring doa untuk saudara kami yang berada di dalam hutan yang mengepul, semoga Allah segera menurunkan hujan untuk kita ya, aamiin. Jadi kepo nih kondisi hutan kupu-kupu, mariiii mengintip lewat suara hati penerawangan kita di sini.